Hari Tempe Sedunia

6 Juni Ditetapkan
Jakarta | Jum’at, 7 Jun 2013  Wahyu Utomo
BARANGKALI kutipan pernyataan Presiden Soekarno “bukan bangsa tempe” jangan ditafsirkan negatif. Sejarah telah mencatat bahwa tempe berasal dari budaya Jawa yang perlahan tetapi pasti telah merambah dunia sebagai bahan pangan yang menyehatkan. “Hasil kajian ilmiah dari para peneliti andal dunia semakin memperkuat tempe sebagai pangan fungsional kebanggaan bangsa Indonesia,” kata Made Astawan, Ketua Forum Tempe Indonesia (FTI) di Jakarta, kemarin.
Mendoan.
  
 Made mengatakan Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 100 ribu pengrajin tempe, dengan skala produksi yang sangat bervariasi satu sama lain. Sekitar 60 persen dari konsumsi kedelai nasional diolah menjadi tempe. Konsumsi tempe di Indonesia telah mencapai 7,0 kilogram per kapita per tahun.
Dewasa ini, tempe tidak hanya berpotensi untuk dikembangkan di dalam negeri, tetapi juga memiliki peluang ekspor yang semakin besar. Potensi pasar tempe di luar negeri kian terbuka luas dengan semakin banyaknya pelaku vegetarian di dunia. Untuk mengisi peluang ekspor tersebut perlu dikembangkan produk tempe Generasi 1 dan Generasi 2 yang diproduksi secara higienis,” katanya.
Karena itu FTI mempunyai misi menciptakan kesadaran secara nasional untuk mempromosikan tempe dan produk-produk hasil olahan tempe sebagai produk unggulan bangsa Indonesia. Belajar dari Swiss, mereka mengimpor biji kakau dan mengolahnya menjadi produk cokelat kualitas tinggi dan mengekspor produk olahan kakau menjadi cokelat bermerek internasional dengan harga ratusan kali lipat.
http://kostsudirmanthamrin.blogspot.ca/2015/01/kost-sudirman-thamrin-strategis-murah.html
 Tempe dan hasil olahannya memiliki potensi untuk menjadi produk unggulan Indonesia untuk diekspor ke berbagai belahan dunia; kripik tempe, tepung tempe, cheese steak tempe, nugget tempe, sosis tempe, dan puluhan produk olahan lainnya memiliki potensi sebagai produk unggulan bangsa Indonesia.
Salah satu keputusan dari 8th Southeast Asia Soy Foods Seminar and Trade Show yang dilaksanakan di Westin Resort Nusa Dua Bali pada tgl 21-23 Mei 2013 dan dihadiri oleh sekitar 250 orang dari 13 negara, adalah pengakuan bahwa tempe merupakan warisan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui dunia sebagai pangan sehat. Salah satu bentuk pengakuan dunia terhadap tempe adalah diterimanya usulan Indonesia oleh FAO dan WHO untuk penetapan Standar Codex Tempe, yang saat ini telah memasuki step 5 dari 8 step yang harus dilalui.
Agenda FTI tahun ini salah satunya adalah pencanangan 6 Juni sebagai Hari Tempe Internasional (International Tempe Day). Salah satu alasan dipilihnya 6 Juni adalah karena tanggal ini merupakan hari kelahiran Presiden Soekarno, yang pada era 1950-an hingga 1960-an, sering berpidato “Jangan Jadi Bangsa Tempe” untuk memotivasi bangsa Indonesia agar tidak diinjak-injak bangsa lain,” katanya.
Munculnya slogan tersebut terkait dengan teknologi pembuatan tempe yang sangat sederhana di kala itu, di mana kedelai yang telah direbus kemudian diinjak-injak dengan kaki untuk melepaskan bagian kulit, sebelum dilakukan proses fermentasi. Alasan kedua adalah diresmikannya Rumah Tempe Indonesia (RTI) di Bogor pada 6 Juni 2012. “RTI ini merupakan percontohan praktik pembuatan tempe secara higienis bagi para pengrajin tempe tradisional. RTI telah mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) sebagai bukti penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) secara menyeluruh,” katanya.
Dewasa ini, proses pembuatan tempe dilakukan dengan teknologi yang lebih modern dan tingkat sanitasi yang lebih baik, sesuai konsep GMP. Proses pelepasan kulit kedelai tidak lagi dilakukan dengan cara diinjak, tetapi dengan menggunakan mesin antikarat (stainless steeel). Bukti-bukti ilmiah tentang tempe sebagai makanan sehat pun kian bermunculan dari berbagai peneliti dunia. Andaikan Bung Karno masih hidup saat ini, mungkin beliau akan berpidato dengan slogan “Banggalah Menjadi Bangsa Tempe"
 
SUMBER :
http://www.jurnas.com/halaman/20/2013-06-07/250003 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar