Susi Pudjiastuti: Dulu Saya Dipanggil Susi Gila..

 

Kamis, 30 Oktober 2014 | 13:03 WIB

Kompas.com / RODERICK ADRIAN MOZES Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku hanya ingin menjaga kekayaan kelautan Indonesia dan membuat para nelayan menjadi sejahtera.
Dalam diskusi dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Susi mengenang masa-masa lalu ketika dia menjadi nelayan kecil dan menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah.
"Dulu saya dipanggil Susi Gila. Saya kirim SMS ke 10 Kementerian. Teriak-teriak. Resultnya apa? Masa bodoh. Tapi sekarang, pemerintah sebut 'Kita perlu orang gila untuk gebrakan. So I take my job'," ujar Susi sambil tertawa, Kamis (30/10/2014).
Kini, setelah menjabat sebagai orang nomor satu di kementerian yang mengurusi bahari, Susi mengaku semakin tak kurang kerjaan. Makin banyak saja yang ia urusi. Meski demikian, dia masih memberi kesempatan pada para pengusaha, dan nelayan menyampaikan aspirasinya. "Silakan kalau mau komplain," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Susi menegaskan, akan membenahi mulai dari regulasi yang ada di sektor kelautan dan perikanan saat ini. Dengan nada sedih dia bilang Indonesia adalah satu-satunya negara yang tidak punya regulasi. Akibatnya, banyak pihak asing datang dan menangkap ikan secara ilegal di wilayah perairan laut Indonesia.
Susi pun mengaku ikhlas melakukan semua pekerjaan yang dihadapinya. Bahkan, dia tidak mempermasalahkan ketika gajinya kini jauh berbeda dari gajinya sebagai CEO maskapai Susi Air.
"Gajinya (Menteri KKP) cuma satu persen dari gaji saya di Susi Air. Saya Lillahita'ala, ikhlas meluangkan waktu saya, energi saya untuk negara," ucap Susi.

Relawan Jokowi Kecewa Tidak Adanya Kementerian Ekonomi Kreatif

 

Menteri Pariwisata dan Industri Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu (tengah), Musisi dan pemerhati budaya Yovie Widianto (kiri), dan program director Bakti Budaya Djarum Foundation  Renita Sari  (kanan) dalam diskusi dengan tema "Indonesia Kreatif, Indonesia Keren" di galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (9/9).
Menteri Pariwisata dan Industri Ekonomi Kreatif RI Mari Elka Pangestu (tengah), Musisi dan pemerhati budaya Yovie Widianto (kiri), dan program director Bakti Budaya Djarum Foundation Renita Sari (kanan) dalam diskusi dengan tema "Indonesia Kreatif, Indonesia Keren" di galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Selasa (9/9). (sumber: Suara Pembaruan / Joanito De Saojoao)


Jakarta – Salah satu organisasi relawan Jokowi-JK yang bernama Entrepreneur & Professional for Jokowi (EP for Jokowi) mengaku kecewa lantaran Jokowi tidak mengakomodasi Kementerian Ekonomi Kreatif di kabinetnya.
Padahal, Kementerian Ekonomi Kreatif merupakan salah satu kementerian baru yang pernah dilontarkan Jokowi di Rumah Transisi selain Kementerian Maritim dan Kementerian Agraria.
Hal ini disampaikan oleh Koordinator EP for Jokowi Hasnil Fajri seusai mendengarkan pengumuman 34 struktur dan nama menteri kabinet Jokowi-JK pada Minggu (26/10) di Jakarta.
“Dalam Pilpres kali lalu, Jokowi-JK berjanji meningkatkan pengembangan industri atau ekonomi kreatif. Hal ini terucap dalam sembilan Program Nyata Jokowi-JK di item keenam, yaitu mendorong, memperkuat dan mempromosikan industri kreatif dan digital sebagai salah satu upaya mempercepat laju pertumbuhan ekonomi,”ujar Hasnil.
Hasnil mengaku kecewa karena tidak ada Kementerian Ekonomi Kreatif dalam struktur kabinet Jokowi-JK. Padahal, menuruntnya, Ekonomi Kreatif (Ekraf) sejak tahun 2013 lalu telah menjadi sektor ke-10 dalam sektor perekonomian Indonesia.
“Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB sebesar 7,05%, serapan tenaga kerja sekitar 10% dari total angkatan kerja serta ekpor ekonomi kreatif sebesar 7,27% dari total keseluruhan ekspor Indonesia,” bebernya.
Hasnil mengungkapkan betapa penting Kementerian Ekonomi Kreatif di antaranya supaya bisa lebih fokus kepada pengelolaan dan pengembangan ekonomi kreatif nasional, pemusatan anggaran ekonomi kreatif supaya tidak tumpang tindih kepentingan dengan kementerian dan lembaga lain.
“Dalam SBY periode kedua (KIB II), anggaran ekonomi kreatif tersebar di sejumlah kementerian dan lembaga sehingga tidak fokus dan tumpah tindih,”katanya.
Di tengah kekecewaan tersebut, salah satu mantan anggota Pokja Tim Transisi bagian ekonomi kreatif ini berharap Jokowi-JK tidak mengabaikan pengembangan ekonomi kreatif. Hasnil berkeyakinan ekonomi kreatif menjadi salah satu primadona penggerak perekonomian Indonesia 5 tahun ke depan.
“Di tahun 2013 saja, ekonomi kreatif sudah menunjukkan potensinya yang besar. Itu negara belum hadir. Apalagi kalau negara hadir dalam pengembangan ekonomi kreatif, potensi bisa berlipat-lipat,”tandasnya.
Hasni juga mengaku bahwa ekonomi kreatif akan mampu mengejar ketertinggalannya dari negara tetangga di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Vietnam. Menurutnya, di penghujung tahun 2019, Indonesia menjadi negara big-5 Ekonomi Kreatif di Asia setelah Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, dan India.
“Jangan lupa tahun depan, Indonesia masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jika ekonomi kreatif tidak dikembang, maka Indonesia akan tertinggal,”pungkasnya.
Penulis: Yus/YS 


SUMBER :
 http://www.beritasatu.com/nasional/220401-relawan-jokowi-kecewa-tidak-adanya-kementerian-ekonomi-kreatif.html















Jokowi's Cabinet announced

https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRyKM-gPyCqyuGpRtTS6pjxp9fOFaTbbDHGPnmRwUTz-9hJURZq
here is the lineup

Ina Parlina and Hasyim Widhiarto, The Jakarta Post, Jakarta | National | Sun, October 26 2014, 5:44 PM

 

After taking the oath of office on Oct. 20, Joko "Jokowi" Widodo announced on Sunday his Cabinet lineup after delaying the announcement on Wednesday night, which prompted speculation that he was wrangling with leaders of political parties in his coalition who were insisting on nominating problematic candidates.

Jokowi’s Working Cabinet 2014-2019

1. Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister Tedjo Edhy Purdijatno (former Navy chief of staff 2008-2009/NasDem Party top executive)

2. Coordinating Economic Minister Sofyan Djalil (former state-owned enterprises minister)

3. Coordinating Maritime Affairs Minister Indroyono Susilo (an executive with the Food and Agriculture Organization (FAO)

4. Coordinating Human Development and Culture Minister Puan Maharani (legislator/PDI-P top executive)

5. Home Minister Tjahjo Kumolo (legislator/PDI-P top executive)

6. Foreign Minister Retno Lestari Priansari Marsudi (Indonesian ambassador to the Netherlands)

7. Defense Minister Ryamizard Ryacudu (former Army chief of staff 2002-2004)

8. Law and Human Rights Minister Yasona H. Laoly (legislator/PDI-P politician)

9. Finance Minister Bambang Brodjonegoro (deputy finance minister)

10. Energy and Mineral Resources Minister Sudirman Said (PT Pindad president/former PT Pertamina executive)

11. Industry Minister Saleh Husin (Hanura Party politician)

12. Trade Minister Rahmat Gobel (businessman)

13. Environment and Forestry Minister Siti Nurbaya (NasDem politician/former civil servant)

14. Agriculture Minister Amran Sulaiman (Hasanuddin University lecturer)

15. Agrarian and Spatial Planning Minister Ferry Musyidan Baldan (NasDem Party politician)

16. Transportation Minister Ignasius Jonan (PT Kereta Api Indonesia president)

17. Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (owner of airline operator Susi Air)

18. Manpower Minister Hanif Dhakiri (PKB politician)

19. Public Works and Public Housing Minister Basuki Hadimuljono (Public Works Ministry top official)

20. Health Minister Nila Moeloek (Indonesian representatives for MDGs)

21. Culture and Elementary and Secondary Education Minister Anies Baswedan (Paramadina University rector).

22. Social Affairs Minister Khofifah Indra Parawansa (former women’s empowerment minister).

23. Religious Affairs Minister Lukman Hakim Saifuddin (current religious affairs minister)

24. Communications and Information Minister Rudiantara (PT Indosat commissioner, former top executives for PT Semen Indonesia, PT PLN, PT XL Axiata)

25. State Secretary Pratikno (Gadjah Mada University rector)

26. Research and Technology and Higher Education Minister M. Nasir (Diponegoro University rector)

27. Women’s Empowerment and Child Protection Minister Yohana Susana Yembise (Cendrawasih University lecturer)

28. Administrative and Bureaucratic Reform Minister Yuddy Chrisnandi (Hanura Party politician)

29. Villages, Disadvantaged Regions and Transmigration Minister Marwan Jafar (PKB politician)

30. National Development Planning Minister/National Development Planning Board (Bappenas) chief Andrinof Chaniago (University of Indonesia lecturer)

31. State-Owned Enterprises Minister Rini Soemarno (former trade minister 2001-2004/former PT Astra International president)

32. Cooperatives and Small and Medium Enterprises Minister AAGN Puspayoga (PDI-P politician)

33. Tourism Minister Arief Yahya (PT Telekomunikasi Indonesia president director)

34. Youth and Sports Minister Imam Nahrawi (PKB politician)

Menteri-menteri Ini Salah Tempat?

 

Senin, 27 Oktober 2014 | 08:14 WIB


TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla berfoto bersama dengan calon menteri di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2014). Hari ini Presiden Joko Widodo mengumumkan nama-nama calon menteri untuk mengisi Kabinetnya yang diberi nama Kabinet Kerja. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dinilai bukan orang yang tepat untuk pos kementeriannya. Sebagian di antara mereka adalah jajaran menteri terkait perekonomian.
“Rahmat Gobel ini kan kapabilitas beliau selama ini banyak di industri, walaupun ada kekhawatiran kalau di Kemenperin terjadi conflict of interest, tapi kalau di Kemendag tidak menonjol kapasitasnya," ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati, Minggu (26/10/2014).
Menurut Enny, susunan Kabinet Kerja ini tak mencerminkan ujaran "Right man on the right place". (Baca juga:
Sejumlah Kementerian Salah Menteri?). Namun, dia berharap Rahmat dapat mencegah defisit neraca perdagangan selama dia mengemban amanat sebagai Menteri Perdagangan.
Selain Rahmat, Enny juga mencermati penunjukan Saleh Husein untuk posisi Menteri Perindustrian. “Pengalaman beliau di perindustrian terus terang saya tidak banyak informasi. Yang pasti, publik bertanya-tanya beliau ini siapa?” lanjut dia.




Enny juga menilai lebih tepat jika M Nasir, yang didaulat Joko Widodo menjadi Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, menjabat di pos yang berkaitan dengan anggaran. “Pak Nasir, beliau ini dosen saya. Selama ini dikenal cukup piawai dalam hal anggaran, tapi malah jadi Menristek,” sambung Enny.
Selain nama-nama itu, figur seperti Ignatius Jonan, Siti Nurbaja, serta Andrinof Chaniago juga dinilai salah tempat. Khusus untuk Jonan, Enny sepakat bahwa Jonan telah berhasil melakukan revolusi perkeretaapian. Namun, Jonan juga dinilai pantas menduduki pos sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yang berkaitan dengan finance.
“Tidak hanya satu-dua yang ketuker. Tapi mungkin ini strategi (Pak Jokowi), saya enggak tahu juga. Yang pasti, tidak tampak memenuhi ekspektasi publik," kata Enny. "Kebetulan tim ekonomi Kabinet Kerja ini kan yang mendapat harapan terlalu besar. Sebenarnya tidak terlalu jelek juga (strukturnya). Tetapi karena ekspektasinya terlalu tinggi, dan kenyataannya hanya seperti itu, ya jadi kurang.”

Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo

 

Minggu, 26 Oktober 2014 | 17:22 WIB

dok.Tribunnews Indroyono Soesilo

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Indroyono Soesilo sebagai Menteri koordinator Kemaritiman dalam Kabinet Kerja periode 2014-2019. Pengumuman dilakukan di halaman Istana Merdeka, Minggu (26/10/2014).
"Lari pak," kata
Jokowi menyemangati Indroyono saat diperkenalkan untuk tampil ke depan.
"Doktor kaya pengalaman, birokrat kelautan, Direktur Perikanan dan Budidaya Laut. Saya minta mengawal seluruh sektor maritim," lanjut Jokowi mengungkap latar belakang menteri pilihannya itu.
Indroyono Soesilo lahir di Bandung, 27 Maret 1955. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan.

Susi Pudjiastuti, dari Jual Ikan Hingga Jadi Menteri Perikanan

 

Minggu, 26 Oktober 2014 | 20:15 WIB

http://api.ning.com/files/LiMXav22FtmLE6GD3qPGbJa1yqRa7tfb1G2g5*TcrQZzwLL43D3ulbeT32fLJR*lEipL6nbsqe17mXTj1pgNCXaz1wvyvuQ7/susi1ww.jpg

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dikenal merintis usahanya dari nol seperti dimulai dari menjual ikan di daerah Pangandaran, Jawa Barat, yang juga dikenal sebagai salah satu sentra nelayan di Tanah Air.
"Beliau (Susi Pudjiastuti) memulai usaha dari jualan ikan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan)," kata Presiden Joko Widodo di Jakarta, Minggu.
Menurut Presiden Jokowi, sosok Susi Pudjiastuti juga merupakan wirausahawan pekerja keras yang berhasil membangun usahanya dari nol.
Presiden juga mengingatkan bahwa keberhasilan usaha yang dirintis Susi antara lain adalah di jasa perhubungan dan maritim.
Untuk itu, Jokowi juga meyakini bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan akan dapat banyak melakukan perbaikan kebijakan.
Berdasarkan ensiklopedia dunia maya Wikipedia, Susi Pudjiastuti yang dilahirkan pada 15 Januari 1965 merupakan Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product (eksportir hasil-hasil perikanan) dan PT ASI Pudjiastuti Aviation (maskapai penerbangan Susi Air.
Hingga awal tahun 2012, Susi Air memiliki 32 pesawat dengan berbagai tipe seperti Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-06 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 180 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing.
Pada masa lalu, Susi yang hanya memiliki ijazah SMO itu terpaksa berhenti sekolah dan mengawali profesinya sebagai pengepul ikan di Pangandaran hingga dapat mendirikan pabrik pengolahan ikan pada 1996.
Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.
Dengan didukung suaminya yang berkewarganegaraan Jerman, Christian von Strombeck, Susi pada 2004 memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank, yang lama-lama dirintisnya menjadi maskapai penerbangan Susi Air.
Di tempat terpisah, praktisi sektor perikanan dan kelautan menilai bahwa penunjukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan adalah sebuah kejutan bukan hanya karena perempuan tetapi juga latar belakangnya sebagai profesional dan pekerja keras.
"Beliau adalah figur pengusaha sukses yang berangkat dari bawah. Beliau tahu persis soal perikanan," kata DR Ir Hasanuddin Atjo, MP, Ketua Perkumpulan Pengusaha Udang Indonesia (Shrimp Club Indonesia) wilayah timur Indonesia di Palu, Minggu (26/10) malam.
Lompatan berpikirnya terkait penunjukan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KP, menurut Atjo, adalah kesadaran penuh dari Presiden Jokowi bahwa nilai tambah sektor KP harus didorong dengan menyediakan sarana angkutan yang memadai (khususnya angkutan udara).
Menurut doktor perikanan Universitas Hasanuddin Makassar itu, Menteri KP baru dalam jangka pendek perlu segera meningkatkan konsolidasi terkait instrument perhubungan dengan peningkatan produktivitas dan daya saing sektor KP.

8 Kursi Menteri Perempuan di Kabinet Kerja, Terbanyak dalam Sejarah

 

Senin, 27 Oktober 2014 | 01:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan Kabinet Kerja, Minggu (26/10/2014) petang. Kabinet ini tak menjadi yang terbanyak memberi alokasi kursi untuk kalangan profesional, tetapi memberikan kursi paling banyak untuk perempuan sepanjang sejarah kabinet, setidaknya setelah reformasi.
Dari 34 menteri, Jokowi-JK menyerahkan 8 kementerian kepada perempuan. Mereka adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti; Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi; Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M Soemarno; dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Empat perempuan lain di kabinet adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani; Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise; dan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Setidaknya selepas reformasi, jumlah perempuan di kabinet paling banyak 4 orang. Dua kali kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan empat kursi untuk perempuan, dari jumlah menteri yang sama dengan Kabinet Kerja Jokowi-JK. Kabinet Indonesia Bersatu II diwarnai reshuffle di tengah jalan yang menggeser menteri perempuan dan juga salah satu menteri perempuannya meninggal.
Pada Kabinet Indonesia Bersatu II, menteri perempuan adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati--yang hanya menjabat sampai 2010-- dan penggantinya adalah lelaki; serta Menteri Perdagangan yang kemudian pada 2011 dirotasi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu.
Berikutnya adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana; Menteri Kesehatan (almarhumah) Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal pada 2012, dan kemudian digantikan oleh Nafsiah Mboi; serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Djalil.

Mengenal Yohana Yambise, Menteri Perempuan Pertama dari Papua

 

Minggu, 26 Oktober 2014 | 20:05 WIB

 

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014).

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menunjuk Yohana Susana Yambise sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja 2014-2019 di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (26/10/2014) petang.
Ia menggantikan Linda Amalia Sari pada Kabinet Indonesia Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014.
Penunjukkan Yohana sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sudah diduga sebelumnya karena namanya santer disebut-sebut duduk dalam jabatan itu.
Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Dia adalah perempuan Papua pertama yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang silabus desain dan material development.
Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, 1 Oktober 1958. Yohana dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, 14 November 2012. Sebelum Yohana didaulat menjadi profesor, dia memiliki segudang pengalaman, jabatan dalam pekerjaan.
Dosen perempuan Papua pertama bergelar profesor ini pertama menuntut ilmu di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura, tahun 1971. Lalu, melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Nabire. Dia menyelesaikan pendidikan di sekolah tahun 1974. Pendidikan selanjutnya di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.
Setelah lulus sekolah, tahun 1985, Yohana melanjutkan pendidikan sarjana (S1) pada program studi bahasa Inggris jurusan pendidikan bahasa dan seni FKIP Uncen. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di program studi yang digelutinya selama tiga tahun yakni sejak 1983-1986.
Menjadi dosen tetap pada program studi itu sejak 1987 sampai sekarang. Selain menjadi dosen, dia pernah memegang jabatan sebagai kepala Laboratorium Bahasa Uncen setahun, yakni 1991.
Lompatan jabatan perempuan asli Papua ini boleh dibilang cepat. Tahun 1992 menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip. TEFL) dari Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore. Meski sudah bekerja, ia tetap bertekad untuk melanjutkan pendidikan. Pada 1994 ia menyelesaikan pendidikan di Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia Canada dengan gelar Master of Art (MA).
Berbagai pengalaman semasa sekolah hingga menjajaki dunia kerja baik dalam negeri maupun luar negeri sudah dialami Yohana. Di antaranya, menjabat sebagai ketua tim seleksi guru bahasa Inggris SMP, SMK, SMA di kabupaten Merauke untuk persiapan pengiriman guru bahasa Inggris ke Sunshine Coast University Australia.
Pengalaman luar negeri di antaranya, pernah sebagai anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa ADS/USAID tahun 2011.
Segudang pengalaman organisasi juga dimiliki Yohana, diantaranya terlibat dalam kegiatan kesenian yang disponsori badan kesenian Daerah Kabupaten Paniai di Nabire sejak 1974-1978. Pernah menjadi wakil ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984.
Dari sejumlah pengalaman dan pekerjaan yang dialami, perempuan Biak ini menerima ratusan penghargaan dari berbagai pihak. Salah satu diantaranya adalah menerima surat tanda penghargaan pernyataan lulus seleksi sebagai mahasiswa teladan sejak 1981-1982 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Bukan hanya itu, sejak masih kuliah, Yohana termasuk salah satu peserta pertukaran pemuda antara Indonesia dan Kanada. Yohana Yembise juga terpilih mewakili Papua bersama pemuda Indonesia ke Kanada.

Inilah Susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK

Minggu, 26 Oktober 2014 | 17:50 WIB

 

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/10/27/0035061KabinetKerja8780x390.jpg

 

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/10/27/0035061KabinetKerja8780x390.jpg

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengumumkan susunan kabinetnya, Minggu (26/10/2014), di Istana Negara, Jakarta. Ada empat menteri koordinator dengan 34 kementerian. Jokowi-JK menamakan kabinetnya adalah Kabinet Kerja.
"Dan pengumuman ini lebih cepat 8 hari dari batas maksimal 14 hari yang diatur oleh UU Kementerian Negara," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, penyusunan abinet kdilakukan dengan hati-hati dan cermat. Hal ini, kata Jokowi, menjadi keutamaan karena kabinet ini akan bekerja selama lima tahun.
"Dan kita ingin mendapatkan orang-orang terpilih dan bersih sehingga komunikasikan dengan KPK dan PPATK karena kita ingin akurat, kita ingin tepat dan kita semuanya percaya pada KPK dan PPATK. Yang kita pilih punya kemampuan sesuai bidangnya, punya kemampuan manjerial yang baik," ujar Jokowi yang didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Berikut susunan Kabinet Kerja Jokowi-JK:
1. Menteri Sekretaris Negara: Pratikno
2. Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas: Andrinof Chaniago
3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo
4. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
5. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
6. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
7. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Sudirman Said
8. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan: Tedjo Edy Purdjianto
9. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumolo
10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
12. Menteri Hukum dan HAM: Yasonna H Laoly
13. Menteri Komunikasi dan Informatika:
Rudiantara
14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Yuddy Chrisnandi
15. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian: Sofyan Djalil
16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
17. Menteri Badan Usaha Milik Negara: Rini M Soemarno
18. Menteri Koperasi dan UKM: Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga
19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin
20. Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel
21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Mursyidan Baldan
26. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani
27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifuddin
28. Menteri Kesehatan: Nila F Moeloek
29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
30. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak: Yohana Yambise
31. Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
32. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi: M Nasir
33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi
34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar

"Bergandengan Tangan", Mesranya Jokowi dan Kerry di Istana Merdeka

 

Sabtu, 25 Oktober 2014 | 06:08 WIB

DANY PERMANA/TRIBUNNEWS.COM Presiden Joko Widodo terkekeh saat bercanda dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry (dua kiri) dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/10/2014). Kunjungan kenegaraan tersebut merupakan kunjungan pertama bagi Jokowi setelah dilantik sebagai Presiden.

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berkunjung ke Indonesia pekan lalu. Kunjungannya itu merupakan undangan kenegaraan dalam rangka pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden ketujuh RI.

Kerry berada di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (20/10/2014) sekitar pukul 20.00 WIB. Kunjungan Kerry ke Istana Merdeka dilakukan setelah Jokowi menerima kunjungan Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Kerry sebelumnya hadir dalam pelantikan Jokowi di Gedung MPR.

Saat menerima Kerry, Jokowi mengenakan batik coklat lengan panjang. Pakaian ini juga dikenakan orang nomor satu di Indonesia itu ketika menerima Abbott. Sedangkan Kerry mengenakan setelan jas lengkap.

Kerry tiba dengan dikawal pengawal dan stafnya. Setibanya di Istana Merdeka, Kerry langsung menyalami Jokowi dan berfoto bersama. Tak lama kemudian, keduanya masuk mengikuti pertemuan tertutup. Jokowi tampak didampingi Ketua Tim Transisi Jokowi-Jusuf Kalla Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.

Meski begitu, tidak ada kesepakatan atau komitmen yang disepakati dua tokoh ini, mungkin karena memang belum ada menteri yang mendampingi Jokowi, atau juga karena kunjungan itu sebatas undangan untuk menghormati pelantikan Jokowi semata.

Di luar itu semua, ada momen yang "ganjil" dari jepretan foto oleh fotografer Tribunnews.com, Dany Permana. Ketika Kerry bersama Jokowi berjalan bersama di Istana Merdeka, Denny mengabadikan kedua tokoh tersebut dari sudut sebelah kanan mereka.

Alhasil, Jokowi yang ketika itu membungkukkan badan sembari tertawa dengan mata terpejam terlihat sedang "bergandengan tangan" dengan Kerry. Sementara Kerry masih tegak sembari melempar senyuman ke Jokowi.

Jika dilihat dengan mata teliti, Jokowi sebenarnya tidak sedang merangkul pergelangan tangan Kerry, lantaran sudut gambar yang diambil atau angle fotografilah membuat kondisi Jokowi yang menggandeng Kerry secara sepintas.

Gayatri, Remaja Penguasa 14 Bahasa Itu Telah Pergi

http://www.jpnn.com/picture/normal/20141024_140510/140510_943613_gayatri_polygot1.jpg
AMBON, KOMPAS.com — Kepergian Gayatri Wailissa (17), "doktor cilik" yang mendunia karena kemampuannya dalam menguasai 13 bahasa asing, membawa duka mendalam.Indonesia kehilangan pemudinya yang berprestasi. Remaja yang berusia 17 tahun dengan kemampuan linguistik mumpuni. Dengan usia yang masih belia, Gayatri sudah menguasai 14 bahasa. Ke-14 bahasa yang dikuasai Gayatri adalah Inggris, Jerman, Perancis,  Mandarin,  Jepang, Korea, Italia, Spanyol, Belanda,  Rusia,  India,  Arab, Thailand dan Tagalok


Remaja asal Ambon ini meninggal dunia setelah merasakan pusing seusai berolahraga bersama sejumlah temannya di Taman Suropati, Jakarta. Sebelum meninggal, Gayatri sempat dirawat di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta, selama empat hari. Gayatri dinyatakan meningal dunia sekitar pukul 19.15 WIB, Kamis (23/10/2014).

Kabar duka ini pun dengan cepat beredar di media sosial, seperti facebook, Twitter, dan bahkan melalui layanan pesan singkat. Siapa sangka, sosok sederhana yang mengharumkan nama bangsa di forum-forum internasional itu harus pergi dengan cepat."Keluarga besar masyarakat Maluku turut berduka atas wafatnya Gayatri Wailissa. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Innalilahi wainnailaihi rajiun, semua yang hidup pasti akan meninggal," tulis Ghauz E Azam, warga Ambon, di akun Facebook-nya.
Kabar meninggalnya Gayatri dibenarkan oleh sang ayah, Deddy Darwis Wailissa, saat dihubungi dari Ambon, Jumat (24/10/2014) dini hari. "Menurut dokter Agus yang menanganinya, Gayatri menderita pendarahan pada otaknya," ungkap Deddy.

Sebelum dirawat, Gayatri sempat berada di Rusia untuk menghadiri sejumlah undangan sebagai narasumber. Gayatri baru kembali ke Tanah Air setelah diundang untuk menghadiri pelantikan Presiden Joko Widodo di Gedung DPR RI.
Namun, keinginannya untuk menghadiri acara pelantikan itu ternyata tak terwujud. Sebab, menurut Deddy, rencananya, setelah berolahraga di Taman Suropati, di Kawasan Menteng, Senin pagi, Gayatri akan menghadiri acara itu. Namun, kondisinya tiba-tiba memburuk.

Deddy mengaku tidak menyangka Gayatri, anak kesayangannya itu, akan meninggal secepat itu. Pihak keluarga sendiri tidak memiliki firasat bahwa anaknya akan segera pergi meninggalkan keluarganya. "Saya dan keluarga tidak merasakan apa-apa," ujarnya.

Terakhir keluarga besar bertemu dengan Gayatri saat dia kembali ke Ambon pada akhir September 2014 lalu. Deddy dan istrinya baru mengetahui Gayatri dirawat di RS setelah dihubungi salah satu kerabatnya di Jakarta. Kabar mengejutkan tersebut memaksa Deddy beserta istri dan anak bungsunya bertolak ke Jakarta.
Saat tiba di Jakarta, mereka langsung menuju ruang ICU RS Abdi Waluyo, tempat buah hati mereka dirawat. Menurut Deddy, selama empat hari menjalani perawatan, tubuh Gayatri semakin melemah. Dia tak sadarkan diri. Tubuhnya sama sekali tak bergerak.

"Saya dan istri hanya bisa menangis melihat kondisi Gayatri. Semua tubuhnya dipasangi alat kesehatan," kata Darwis.
Penyakit mematikan yang merenggut nyawa anaknya itu membuat Deddy bertanya-tanya. Gayatri tidak pernah mengeluh sakit kepala atau menderita penyakit serius. "Paling hanya mengeluh sakit mag karena dia sering lupa makan," kata dia.
Tak hanya sang ayah yang dibuat bingung, dokter Agus juga menyerah menghadapi penyakit yang menyerang Gayatri. "Biasanya setelah darah di otak disedot, pasien sudah bisa sadar kembali," kata Darwis menirukan ucapan dokter. "Kami ikhlas jika itu memang kehendak Tuhan," ujar dia lagi.
 .
Gayatri dikabarkan meninggal karena mengalami pendarahan otak setelah dirawat empat hari di rumah sakit. Disebutkan bahwa nyawanya tidak bisa tertolong lagi karena pembuluh darahnya sudah pecah.
Jenazah Gayatri akan diterbangkan ke Ambon, Maluku Jumat (24/10) hari ini dan akan dimakamkan di tempat kelahirannya.
Kabar duka ini tentu saja cepat menyebar di media sosial. Di twitter, ucapan duka atas kepergian Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak mewakili Indonesia ini terus mengalir."Kita kehilangan asset muda bangsa yg berharga. RIP Gayatri Wallisa. Semoga Allah SWT mengampuni dosa2 dan amalmu diterima disisi-Nya Amin," kata Luthfy Yusarian R dengan akun ‏@riandany beberapa menit lalu.
"Pemerintahan baru... Lanjutkan perjuangan cita-cita bangsa Indonesia... NKRI harga mati...," kicau Gayatri Wailissa dalam akun twitternya @GayatriWhisnu.
Dalam timeline @GayatriWhisnu, kicaun ini merupakan yang kali terakhir sebelum Gayatri dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 19.15 WIB di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/10) malam. 
 
Tweet ini dilakukan Gayatri saat berada di Jakarta. Keberadaan pemudi kelahiran Ambon 31 Agustus 1995 ini di ibu kota Negara dalam rangka memenuhi undangan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo yang digelar Senin (20/10) lalu. 
 
Ayah Gayatri, Deddy Darwis Wailissa mengatakan anaknya belum sepekan berada di Jakarta. Ia baru saja pulang dari Rusia menjadi pembicara dalam sebuah seminar.
 
Kepergian almunus SMA Unggulan Siwalima, Ambon memberikan duka mendalam bagi keluarga. Apalagi kata Darwis, Gayatri jarang bersama dengan keluarganya.Terakhir kali, keluarga besar bertemu saat Gayatri mengunjungi orang tua dan saudaranya di Ambon pada akhir September 2014 lalu.“Dia datang di Ambon 21 September lalu.  Di Ambon lima hari setelah itu kembali ke Jakarta,” ujar Darwis.


sumber:

jpnn.com
kompas.com











Fadli Zon: Jokowi Langsung Kerja, Jangan Pesta!

 

Senin, 20 Oktober 2014 | 17:14 WIB

TRIBUNNEWS/HERUDIN Mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan balaikota, usai menggelar acara perpisahan dengan pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jumat (17/10/2014). Dalam acara itu, Jokowi menyalami seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta.

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengaku turut gembira dengan dilantiknya Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019. Namun, dia menyayangkan niat Jokowi-JK yang menggelar pesta seusai pelantikan.

Fadli meminta Jokowi-JK langsung bekerja dan tak perlu ikut serta dalam pesta yang sudah disiapkan oleh rakyat.

"Sekarang langsung kerja saja, jangan pesta. Kerjaan banyak," kata Fadli seusai pelantikan Jokowi-JK di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014).

Menurut Fadli, Jokowi banyak menyampaikan janji-janji saat kampanye pada Pemilu Presiden 2014 lalu. Bahkan, saat menyampaikan pidato perdana saat dilantik, menurut dia, Jokowi kembali menggelontorkan janji-janji.

"Mulailah Jokowi merealisasikan janji-janjinya itu. Banyak banget janjinya. Banyak sekali catatannya. Pertumbuhan ekonomi mau di atas 7 persen, mau membagikan uang Rp 1 juta untuk rakyat miskin, mau membangun lahan pertanian. Nanti saya buatin bukunya," ujar Wakil Ketua DPR itu.

Semangat Sopir Taksi Wanita

 Siti Bugiah Srikandi Pahlawan Keluarga

Semangat Sopir Taksi Wanita
JAKARTA [DP] — Banyak wanita saat ini berperan sebagai kepala rumah tangga. Berprofesi sebagai  sopir taksi adalah jalan yang harus ditempuh oleh Siti Bugiah untuk kembali bangkit dalam menggapai cita-cita hidupnya. 


 
Waktu masih menunjukan pukul 05.00 WIB, ketika banyak orang masih terlelap nyenyak diperanduan, wanita yang satu ini justru beranjak meninggalkan rumah kontarakannya di kawasan Larangan, Tangerang. Dengan mengendarai sepeda motor pinjaman temannya, ibu dua anak ini menuju pul taksi yang berjarak 5 km dari tempat tinggalnya.
Tidak banyak keinginan yang diharapkan Siti dalam menggeluti profesinya sebagai sopir taksi. Sejak berpisah dengan mantan suaminya pada 2006 silam, semua tanggung jawab keluarga beralih kepadanya. Membesarkan dan mendidik 2 anak yang masih kecil bukanlah perkara mudah. Namun semangat tinggi yang dimiliki wanita ini mampu mengalahkan semua tantangan  yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
“Aku menjalani semua dengan apa adanya. Justru aku bersyukur masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membesarkan dan menyekolahkan anak,” ungkap, Bunda, begitu ia biasa dipanggil oleh teman seprofesinya.
Pekerjaan yang digelutinya ini berawal pada tahun 2007, setelah usaha toko sembakonya bangkrut akibat kenaikan harga, ia direferensikan oleh guru anaknya untuk menjadi sopir di Trans TV. Namun nasib baik belum berpihak kepadanya, pekerjaan itu telah terisi oleh orang lain.
Kemudian ia pun ditawarkan untuk menjadi sopir taksi Blue Bird, setelah menjalani tes akhirnya pekerjaan ini didapatkannya. Ia pun mengakui saat pertama menjadi sopir taksi ada perasaan malu bila bertemu teman atau saudara di jalan. Karena ingat dengan buah hatinya, rasa malu itu hilang.
“Buat apa gengsi, semua aku lakukan demi anak. Tidak masalah jika harus kaki di kepala atau kepala di kaki.” tegasnya.
Mengendarai mobil bukanlah suatu hal yang baru bagi wanita berusia 45 tahun ini. Pasalnya sejak SMA ia sudah belajar mengendarai, saat itu dengan menunggangi Suzuki Katana dan Suzuki Carry.



Berkendara di jalan Jakarta yang terkenal dengan kemacetannya menjadi santapan Bunda setiap harinya. Selama 12 jam wanita bertubuh mungil ini berjibaku dengan lalu lintas kota Jakarta yang dipenuhi jutaan kendaraan. Selalu siap melayani dan mengantar tamu ke tempat tujuan dengan penuh senyuman. Kesabaran menjadi pegangan hidupnya dalam menelusuri jalan sejauh 250 km setiap harinya, semua dijalaninya dengan rasa senang.
“Mau macet, mau banjir aku jalani dengan happy,” tutur, Bunda.
Tidak hanya berkendara di Jakarta, ia pun sering mengantarkan tamunya hingga ke Serang, Bogor dan Puncak. Tutur bahasanya yang sopan membuat wanita ini disenangi oleh para tetangga, teman seprofesi, bahkan tamu yang di antar. Banyak pelanggannya yang menggunakan jasa wanita ini dengan langsung menelpon ke nomor pribadinya. Saat waktu libur pun dimanfaatkan menjadi sopir pribadi.

 BACA JUGA :

Sopir Taksi Wanita Ini Gemetar Dapat Tumpeng dari Jokowi

 
Untuk urusan anak yang ia tinggalkan selama bekerja, diserahkan kepada tetangga yang diakuinya seperti orang tuanya. Namun ia tetap mengurus semua keperluan anaknya termasuk menyiapkan makan sebelum berangkat kerja.
Dengan penghasilan berkisar Rp 3 – 3,5 juta/ bulan, wanita ini sudah dapat menyisihkan pendapatannya untuk membayar asuransi kedua anaknya dan keperluan lainnya. Selalu bersyukur dengan apa yang ia dapatkan, membuat dirinya semakin kokoh dalam berjuang menggapai cita-citanya.
“Hidup ini hanya sekali, jadi dinikmati saja. Yang penting selalu berdo’a dan beribadah.” ujarnya.
Matahari mulai terbenam, dalam kegelapan malam sopir taksi ini pun bergegas pulang ke rumah. Meski buah hatinya telah tidur mendahuluinya, ia pun merasa senang bisa tetap berkumpul dengan keluarganya dan berharap bisa tetap berjuang di esok harinya dengan terang.
Seperti buku karangan Raden Ajeng Kartini yang berjudul,  Habis Gelap Terbitlah Terang. Ayo tetap semangat Wanita Indonesia. (dp/ CUP)
donesia. (dp/ CUP)

SUMBER :
 http://dapurpacu.com/108306/semangat-sopir-taksi-wanita/


http://dapurpacu.com/wp-content/uploads/2012/04/Supir_Taksi_Wanita_01.jpg

















Sopir Taksi Wanita Ini Gemetar Dapat Tumpeng dari Jokowi

 

Senin, 20 Oktober 2014 | 21:06 WIB
TRIBUNNEWS/JEPRIMA Presiden Joko Widodo atau dipanggil Jokowi saat berlari diatas panggung pada acara syukuran rakyat salam 3 jari di Komplek Monas, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2014).
 





MERDEKA.COM. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara syukuran rakyat salam tiga jari, di Monas, Jakarta Pusat. Dalam acara tersebut Jokowi mendapat kehormatan untuk memotong tumpeng dengan 34 bumbu Nusantara.

Jokowi memberikan potongan tumpeng pertama kepada wanita yang berprofesi sebagai sopir taksi bernama Siti Bugiah. Siti Bugiah dipilih karena mampu berjuang untuk menghidupi dua anak-anaknya.

"Saya gemeteran dapet potongan tumpeng dari bapak (Jokowi). Aduh gak bisa disampaikan dengan kata-kata. Gemeteran gemeteran, luapan kegembiraan yang tidak bisa dinilai dengan apapun," ujar Siti, Senin (20/10).

Siti mengaku seperti mimpi bisa bertemu dengan Jokowi di hadapan ribuan orang. Dia menceritakan, awalnya dia mendapatkan seorang penumpang di kawasan Sudirman. Dari perbincangan di dalam mobil, seorang pria yang merupakan orang penting itu mengaku hendak bertemu dengan Jokowi.

"Awalnya saya bawa tamu, dia orang penting juga. Saya ngobrol banyak, terus saya tanya sama dia bisa gak ya saya ketemu presiden, waktu itu habis pemilu Jokowi menang yang menang. Saya bilang sama dia, saya ingin sekali bertemu dengan beliau," jelas Siti.

Mendengar pertanyaan itu, penumpang penting yang dibawa Siti pun meminta kepadanya agar selalu berdoa kepada Tuhan YME, namun demikian penumpang tersebut tidak menjanjikan apa-apa kepadanya.
"Dia bilang sama saya, sabar ibu berdoa aja Insya Allah saya ada yang kenal dengan orang Jokowi. Insya Allah tunggu aja. Ibu berdoa aja ikhlas dan bersyukur aja. Insya Allah," kata Siti mengingat ucapan penumpang pria tersebut.

Siti melanjutkan, beberapa hari setelah peristiwa itu dia pun selalu berdoa kepada Tuhan agar cita-cita bertemu Jokowi bisa terkabul. Seminggu setelah pelantikan Jokowi, mimpi besar ibu anak tiga ini pun terkabul, seorang ajudan Jokowi menelpon dirinya untuk bisa hadir di acara pesta Rakyat hari ini.

"Saya ditelpon, bilang gini ibu bener Siti Bugiah? kagum dengan sosok Jokowi? saya jawab iya bener. Terus saya disuruh dateng ke sini buat ketemu Jokowi, di situ saya menangis, menangis," ungkapnya.

Siti berharap, setelah menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia, Jokowi harus bekerja dengan tulus dan hati yang jernih. Terakhir, menurut Siti, sebagai Presiden Jokowi diminta tidak pernah melupakan rakyat kecil seperti dirinya.

"Insya Allah janji beliau tidak meleset, beliau biasa bekerja dengan tulus dan hati yang jernih. Sejak jadi gubernur saya mengagumi beliau," tandasnya.


 Baca Cerita Terkait :

Semangat Sopir Taksi Wanita







"Perkenalkan, Ini Orang yang Memberi Nama Jokowi..."

 

Minggu, 19 Oktober 2014 | 18:43 WIB

Kompas.com/Fabian Januarius Kuwado Presiden terpilih Joko Widodo (paling kiri), Bernard, dan Iriana, berfoto bersama untuk wartawan, Minggu (19/10/2014). Bernard disebut Iriana sebagai orang pertama yang memanggil suaminya dengan panggilan

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Wawancara dengan Iriana di rumah dinas kegubernuran DKI di Jalan Taman Surapati 7, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/10/2014), mendapat "suguhan" istimewa.
Iriana memperkenalkan orang yang memunculkan panggilan "Jokowi" untuk suaminya, presiden terpilih Joko Widodo.
"Perkenalkan, ini Bernard. Dia orang yang pertama kali memberikan nama Jokowi," ujar Iriana menunjuk ke Bernard. Tanpa malu, Bernard menyapa wartawan satu per satu.
Pembeli kayu
Kepada wartawan, Bernard mengaku telah mengenal Jokowi selama 21 tahun. Perkenalan itu berawal dari bisnis meubel Jokowi.
Bernard adalah salah satu pembeli setia produk kayu Jokowi dan menjualnya kembali ke negara asalnya, Perancis.
Kepada wartawan Bernard pun mengungkapkan alasan mengapa memilih nama "Jokowi" untuk Joko Widodo. "Jokowi, bagi orang seperti saya terlalu sulit (mengucapkannya). Jadi saya singkat saja, Jokowi, itu bagus, sederhana."
Jokowi bukan politisi
Menurut Bernard, tidak ada yang berubah dari sosok Jokowi. Dia mengatakan, Jokowi yang sekarang tetap sama dengan Jokowi yang sudah dia kenal sejak dua dekade lalu.
Bagi Bernard, Jokowi tetap sederhana dan melakukan sesuatu sesuai perasaannya. "Bagi saya dia bukan politisi, dia pemimpin yang terbentuk secara alamiah. Sederhana, cerdas, dan pemikiran dia jauh ke depan," ujar Bernard.
Bernard dan Jokowi sudah laiknya saudara, saking lamanya pertemanan yang terjalin. Sesekali, Bernard berkunjung ke Jakarta untuk silaturahmi dengan Jokowi, seperti yang saat ini, sehari menjelang Jokowi dilantik menjadi Presiden. Dia berkeyakinan, Jokowi akan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Koordinator Aksi Ruwatan terhadap Amien Rais Dilaporkan ke Polisi

 

Sabtu, 18 Oktober 2014 | 20:32 WIB

KOMPAS.com/Wijaya Kusuma Rombongan Pemetri saat menggelar ruwatan di depan rumah tokoh PAN Amien Rais, Kamis (15/10/2014).

 

SLEMAN, KOMPAS.com - Ketua DPW Barisan Muda Penegak Amanat Nasional DIY, Damba Aktivis, melaporkan aksi ruwatan terhadap Amien Rais ke Polda DIY, Sabtu (18/10/2014).
Damba dan beberapa orang lain yang menemaninya menyambangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda DIY tadi sore.
Ia melaporkan Agus Sunandar, koordinator kegiatan dari Paguyuban Masyarakat Pelestari Tradisi (Pametri) itu. Mereka melakukan aksi ruwatan kepada Amien Rais, Kamis (16/10/2014) lalu di
depan kediaman Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Dewan Pimpian Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) itu.
Menurut Damba, kegiatan yang dilakukan oleh Agus Sunandar bersama kelompoknya merupakan kegiatan yang bersifat menyebarkan pernyataan-pernyataan fitnah.
Misalnya, dalam kegiatan itu terlontar ungkapan bahwa Amien Rais sebagai sengkuni politik sambil membawa "ubo rampe" serta prosesi ruwatan.
Dalam kesempatan tersebut Damba juga menyertakan bukti-bukti berupa lampiran berita dari surat kabar Radar Jogja serta print out dari portal berita online seperti krjogja.com, antaranews.com, radarkogja.co.id, news.liputan6.com, solopos.com, regional.kompas.com, news.detik.com, dan merdeka.com.(Santo Ari)

Dinilai Jadi Sengkuni, Amien Rais "Diruwat" Warga Yogya

 

Kamis, 16 Oktober 2014 | 13:23 WIB
KOMPAS.com/Wijaya Kusuma Rombongan Pemetri saat menggelar ruwatan di depan rumah tokoh PAN Amien Rais, Kamis (15/10/2014
YOGYAKARTA,KOMPAS.com — Paguyuban Masyarakat Tradisi (Pametri) Yogyakarta mendatangi rumah tokoh Partai Amanat Nasional, Amien Rais, di Sawit Sari Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Kamis (16/10/2014). Rombongan ini datang untuk menggelar ruwatan untuk Amien dan para wakil rakyat yang dinilai bersikap sebagai "Sengkuni", yaitu tokoh yang dikenal licik dan penghasut di dunia wayang.
Sunanda, koordinator aksi, mengatakan bahwa mereka sengaja menggelar acara ini karena menurut penilaian mereka, sebagai negarawan, sikap Amien Rais dinilai sudah melenceng dan telah mengingkari semangat reformasi.
"Jadi, kami ke sini untuk 'meruwat' Pak Amien Rais agar kembali bersih," ujarnya.
Pada pukul 11.15 WIB, rombongan Pametri dengan mengenakan pakaian adat Jawa dan membawa sesaji seperti pisang setangkep, bunga setaman, kurungan manuk (sangkar burung), dan dupa mulai berjalan menuju rumah Amien. Sesampainya di depan rumah mantan Ketua MPR RI tersebut, para anggota Pametri lantas duduk bersila. 


Berita Terkait:

 Koordinator Aksi Ruwatan terhadap Amien Rais Dilaporkan ke Polisi

Mbah Sukir sebagai sesepuh pun mulai memanjatkan doa-doa dengan bahasa Jawa yang intinya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana dan orang-orang yang ingin merusak bangsa.
"Semoga Bapak Amien Rais lepas dari Sandikolo dan kembali bersih. Semoga bangsa ini terhindar dari bencana dan segala hal yang tidak baik. Semoga rakyat Indonesia bisa sejahtera," ucapnya.
Seusai mengucap doa, Mbah Sukir lantas mengambil pitik cemani atau ayam hitam, lalu dengan menggunakan gunting ia memotong sedikit bulunya. Setelah itu, ayam hitam tersebut dimasukkan ke dalam kurungan.
"Pemotongan bulu ayam cemani ini sebagai lambang melepaskan Sandikolo dari Pak Amien Rais," ujarnya.
Setelah itu, Mbah Sukir mengambil ayam berbulu putih lalu mengangkatnya sambil berteriak.
"Ini ayam putih melambangkan kebersihan kesucian. Semoga Bapak Amien Rais kembali bersih dan menjadi negarawan yang baik," ujarnya.
Pada adat Jawa, ruwatan adalah salah satu upacara agar orang terbebas dari segala macam kesialan dan bersih dari segala sifat jahat. Upacara ini sudah ada sejak nenek moyang dan masih terus dilestarikan sampai saat ini.
Ruwatan di depan pagar rumah berwarna biru tersebut digelar selama 30 menit. Setelah itu, rombongan paguyuban meninggalkan rumah Amien Rais menuju Tugu Yogyakarta. Di sana, mereka akan menggelar acara wayangan sederh
ana.

Bertemu, Jokowi-Prabowo "Cipika Cipiki" dan Berpelukan

 

Jumat, 17 Oktober 2014 | 10:22 WIB

 

Presiden Republik Indonesia terpilih Joko Widodo mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra yang juga mantan pesaingnya dalam Pilpres lalu, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014). Dalam pertemuan tersebut Jokowi bersilaturahmi dan mengundang Prabowo untuk menghadiri pelantikan Presiden Seni 20 Oktober mendatang.

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akhirnya bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman keluarga Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014). Saat bertemu, keduanya langsung cium pipi kanan-kiri dan berpelukan hangat.

Jokowi tiba sekitar pukul 10.05 WIB menggunakan mobil Mercedes Benz hitam bernomor polisi B 1925 RFS, lengkap dengan pengawalan Paspampres. Dia didampingi oleh Ketua Tim Transisi Rini Soemarno dan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto.

Adapun Prabowo sudah tiba lebih dulu pukul 09.20 WIB. Di kediamannya, Prabowo didampingi oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Ketika menyadari iring-iringan Jokowi tiba, Prabowo yang sedang berada di dalam rumah kemudian langsung keluar untuk melakukan penyambutan. Tepat di depan pagar, keduanya bertemu dan langsung berpelukan dan cipika cipiki.

Keduanya sama-sama memakai baju berwarna putih. Bedanya, Prabowo mengenakan peci warna hitam.

Setelah bertemu, keduanya langsung masuk ke dalam rumah dan tidak berkomentar kepada media yang sudah menunggu.

Dipo Alam Minta Tak Ada yang Ributkan Acara SBY Sambut Jokowi

Dipo Alam

Senin, 13 Oktober 2014 | 19:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Kabinet Dipo Alam meminta tak ada yang mempersoalkan acara penyambutan yang disiapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk presiden terpilih Joko Widodo, seusai pelantikan pada 20 Oktober mendatang. Ia juga menilai, tak seharusnya ada yang meributkan status SBY yang kembali lagi ke Istana setelah pelantikan presiden baru. (Baca: Begini Cara SBY Sambut Jokowi di Istana pada 20 Oktober)
Menurut dia, yang terpenting adalah niat baik SBY untuk menyambut presiden baru. Dipo menyebut, hal ini sebuah tradisi baru dalam suksesi pemerintahan.
"Kami kan hanya welcome saja. Beliau (SBY) ingin menyambut Pak Jokowi sebagai kepala negara baru. Pamitan terakhir, kan bagus. Apa masalahnya? Apa karena sudah bukan jadi presiden lagi, enggak boleh balik kemari? Ya kan dia hanya menyambut," ujar Dipo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/10/2014).
Dipo mengatakan, pada tanggal 20 Oktober mendatang, Presiden SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono akan terlebih dulu menghadiri acara pelantikan Jokowi-Jusuf Kalla dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Setelah pelantikan, SBY akan kembali ke Istana.
"(Kembali ke Istana) bukan sebagai presiden lagi, melainkan sebagai orang yang pernah tinggal di sini. Beliau menghormati presiden yang baru," kata Dipo.
Dalam acara penyambutan itu, akan ada tujuh kepala negara yang hadir dan memberikan ucapan selamat kepada Jokowi. Namun, ada kemungkinan, jumlah kepala negara yang hadir akan bertambah menjadi 10 orang. 
"Ini semua terserah Pak Jokowi dan yang lain. Kalau menurut saya, tradisi ini kan bagus, belum pernah ada secara damai. Jadi, beliau terima datang dengan mobil biasa, pulang dengan mobil pribadi, tidak lagi pakai (mobil) RI 1," kata Dipo.

Prabowo Ucapkan Selamat Atas Dilantiknya Jokowi Jadi Presiden

https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSjWPm2Rn4HOdv9zr5JckF5VdcZysmIrEeaxpVJupMb-T29WaXMEw

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada presiden terpilih Joko Widodo yang akan segera dilantik sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang. Hal tersebut disampaikan Prabowo saat bertemu empat mata dengan Jokowi di kediaman keluarganya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014).
"Hari ini saya kedatangan tamu terhormat, saudara Joko Widodo yang insya Allah akan segera dilantik sebagai presiden Republik Indonesia. Saya menerima beliau di rumah Soemitro, almarhum ayah saya. Saya kira dalam pertemuan yang penuh persahabatan ini, saya ucapkan selamat atas dilantiknya beliau sebagai Presiden tanggal 20 Oktober mendatang," kata Prabowo.
Prabowo menilai, persaingan pada Pilpres 2014 lalu sudah selesai. Menurut dia, saat ini adalah waktunya membangun bangsa bersama-sama untuk Indonesia yang lebih baik ke depan.
"Beliau adalah seorang patriot. Saya yakin keinginan kami sama, yakni menjaga keutuhan Republik Indonesia, Pancasila, UUD 1945 Bineka Tunggal Ika dan NKRI," ujarnya.
Untuk diketahui, ini adalah pertemuan pertama antara Jokowi dan Prabowo setelah selesai bersaing Pilpres 2014 lalu.

Pukul 10.00 WIB, Jokowi Bertemu Prabowo

https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRiYH8TssyGr1UJqxDnBlfgxMnnDFCGiHQtDEJ7PnEEW-yLrr3I

 

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo akan bertemu Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman keluarga Prabowo, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014). Hal itu dikatakan politisi PDI Perjuangan, Aria Bima, saat dikonfirmasi pada Jumat pagi.
"Sudah dipastikan, di Kertanegara, pukul 10.00 WIB," kata Aria.


Aria mengatakan, pertemuan ini hanya silaturahim di antara dua tokoh. Pertemuan pun diharapkan akan berdampak positif bagi kondisi politik dan pemerintahan.
"Ya, sebagai tokoh bangsa, keduanya bersilaturahim. Pertemuan ini akan menjadi pertemuan yang berdampak pada kemajuan bangsa," ujarnya.


Aria tidak bisa memastikan apakah, dengan pertemuan ini, Prabowo berarti juga akan datang ke pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada 20 Oktober mendatang. Undangan akan diantar pada sore ini ke kediaman Prabowo di Bukit Hambalang, Bogor, oleh pimpinan MPR.


"Yang penting pertemuan hari ini adalah sesuatu yang positif," ujarnya.
Pertemuan ini akan menjadi yang pertama bagi Jokowi dan Prabowo setelah bersaing pada Pemilu Presiden 2014 lalu.

Jokowi presidency 'crucial' for reshaping Indonesian economy

 

Joko Widodo is soon to take office as Indonesian president. But with economic growth cooling and growing concerns about graft and protectionism, the new leader faces major challenges, as economist Rajiv Biswas tells DW.

Indonesien Autofabrik 2014

Former Jakarta governor Joko "Jokowi" Widodo is scheduled to be inaugurated as president on October 20, after defeating his presidential contender, ex-general Prabowo Subianto, in the July 9 polls. For the next five years, the 53-year-old politician will have to deal not only with a hostile parliament - given that most of its members are aligned with the losing candidate - but also with reviving Southeast Asia's largest economy whose growth has started to slow over the past months and whose current account deficit remains high.

Although Jokowi promised market-friendly policies, he also set a more nationalist tone in the campaign trail, favoring an agenda focused on protecting local resources and firms, and thus adding to concerns among foreign investors.

Rajiv Biswas, Asia-Pacific Chief Economist at the analytics firm IHS, says in a DW interview that if President Jokowi's incoming government is not able to pursue key reforms to improve the business climate and make Indonesia more competitive, global investors could easily lose confidence in the business outlook.

DW: Many analysts argue that Indonesia's economy has underperformed in recent years. Bank Indonesia - the country's central bank – has cut its full-year forecast to 5.1 percent from as high as 5.9 percent. Why does the economy seem to be losing vitality?

Rajiv Biswas, Senior Asia Chief Economist at IHS. <br />Copyright: IHS

Biswas: "There is a significant risk that the incoming government could resort to populist policies to boost government spending"

Rajiv Biswas: Growth momentum in the Indonesian economy has moderated over the last eighteen months due to a weaker performance by the export sector, together with the impact of tighter monetary policy as the central bank has hiked interest rates to control inflationary pressures. This has resulted in the growth of the Gross Domestic Product (GDP) moderating from a pace of around 6 percent a year ago to around 5.1 percent year-on-year growth in the second quarter of 2014.

What impact is the new president likely to have on the nation's economic fortunes?

The new president's term will be crucial for the Indonesian economic outlook. President Yudhoyono will step down after ten years of office during which time he left a legacy of democratic governance and steady progress in economic development.

Incoming Indonesian President Jokowi will play a decisive role in shaping Indonesia's future economic policies and deciding whether to pursue a strategy of globalization and greater international integration or a more nationalist, protectionist policies that could derail Indonesia's economic growth momentum.

A key additional challenge Jokowi faces is that his PDI-P-led coalition government currently only controls 44 percent of seats in the Indonesian parliamentary reforms which could create serious legislative hurdles to Jokowi’s reform agenda.

The prospects for Indonesia's medium term outlook will be shaped by the policy agenda of the incoming President and the type of economic ministers that are appointed. As there has been a significant shift towards more nationalistic policies during the last two years, mainly in the resources sector, a key concern for global investors is whether such policies could also be adopted in other industry sectors.

Indonesien Präsidentschaftswahlen Joko Jokowi Widodo 22.07.2014

Incoming President Jokowi needs to undertake major microeconomic reforms in key industries, says Biswas

What will be the main economic challenges facing the future economic administration?

Although Indonesia made considerable progress in macroeconomic stabilization under President Yudhoyono, a key challenge for the Jokowi administration will be to implement crucial microeconomic reforms. Among the key priorities are to accelerate infrastructure development for electricity generation and transmission, ports, airports and roads, and significantly improve education and vocational training to build up Indonesia's human capital in key industry sectors.

What policies should be introduced to boost economic growth?

The incoming Indonesian government led by President Jokowi needs to undertake major microeconomic reforms in key industries such as power generation, shipping and ports in order to create more competitive industries that will help to catalyse economic development. The new government also needs to move forward with trade and investment liberalization initiatives that are being negotiated under the ASEAN Economic Community roadmap due to be implemented in 2015.

How is corruption - which is believed to be rampant in Indonesia - affecting economic expansion and development?

According to Transparency International's (TI) global ranking, Indonesia continues to have high levels of corruption and is ranked relatively poorly in the TI global corruption index.

DW recommends

Indonesia's rollback of election rights 'a setback for democracy'

Arguing that they're too costly, Indonesia's outgoing parliament has abolished direct elections for local officials, a move political expert Paul Rowland views as a major blow for democracy in the Southeast Asian nation. (26.09.2014)

Jokowi's winning margin 'too big to be overturned'

Prabowo's coalition could 'undermine' a Jokowi presidency

Election dispute may have 'polarizing effect' on Indonesians

While President Yudhoyono's government has tried to tackle the issue during his presidency, and some progress has been made, corruption remains a key negative factor confronting global investors. "Jokowi" is campaigning on a strong anti-corruption policy platform and has gained strong grassroots support from voters for his anti-corruption policies.

What measures should the new government take to combat corruption?

The incoming government should strengthen the powers and resourcing of anti-corruption units in the national government and implement global best practice methods in government ministries and state-owned corporations. To achieve this, Indonesia should also seek the help of other nations that have a strong track record in combating corruption, such as New Zealand and the Scandinavian countries.

There are many concerns over the country's widening current account deficit. What are the main reasons for the high rates of trade deficit and what can be done to tackle the problem?

Indonesia had maintained regular trade surpluses in recent years until the second half of 2012, when sharp falls in world traded steaming coal prices and some declines for other commodities contributed to a deterioration of the country's trade balance into a deficit.

Strong growth in domestic demand continued to drive up imports, which worsened the archipelago's trade deficit during 2013, becoming a significant drag on economic growth.

Indonesia's trade balance has been hit further in 2014 due to the decision by the Indonesian government in January to ban exports of some unprocessed mineral ores, notably copper and nickel. Discussions are underway between major mining companies and Jakarta to try to find some short-term solution.

The new legislation introduced in January will further extend the ban to some other unprocessed ores in 2017. The aim of the government is to encourage mining companies to do more ore processing in Indonesia, although the risk is that some mining companies could shift production to other nations if it is uncompetitive to do processing in Indonesia.

There are concerns that the next government could implement populist policies. What can the future administration do to eliminate poverty and redistribute wealth in the country without resorting to budget-busting policies?

Armut in Indonesien

Narrowing the wealth gap and providing affordable healthcare are some of Jokowi's major challenges

There is a significant risk that the incoming government could resort to populist policies to boost government spending, such as large rises in wages for public sector workers or major increases in social expenditure on areas such as health care. This could gradually erode the progress made over the last decade in reducing government debt levels.

The incoming government needs to carefully match future expenditure increases to GDP growth and rises in government revenues, so as to maintain low fiscal deficits and constrain government debt to GDP ratios. One important measure would be to reduce government fuel subsidies, which are still a major drain on government fiscal resources.

How are foreign investors viewing the country in terms of an investment destination and what kind of a government will they like to see?

Foreign investors significantly re-rated Indonesia between 2010 and 2013 as an investment destination, with large increases in foreign direct investment as well as investment flows into the Indonesian stock market. A significant factor driving this re-rating was the improving macroeconomic situation, which resulted in Indonesia's sovereign ratings being raised to investment grade by the major rating agencies.

Foreign direct investment flows into Indonesia have doubled between 2010 and 2013.
However, if the next government does not pursue key reforms to improve the business climate and make Indonesia more competitive, global investors could easily lose confidence in the business outlook.

Jakarta Skyline Bau Archiv 2013

Foreign direct investment flows into Indonesia have doubled between 2010 and 2013, says Biswas

How do you expect the Indonesian economy to perform over the coming 12 months and what is the medium term outlook?

IHS forecasts that the Indonesian economy will grow at 5.2 percent in 2014 and 5.5 percent in 2015. However the outlook for 2015 and over the medium term depends to a large extent on continued sound macroeconomic management by the incoming government and sustained pro-market reforms.

Rajiv Biswas isAsia-Pacific Chief Economistat IHS, a global information and analytics firm. He is responsible for coordination of economic analyses and forecasts for the Asia-Pacific region.

source:

http://www.dw.de/jokowi-presidency-crucial-for-reshaping-indonesian-economy/a-17723636

SBY: Contoh Korsel, Agar Industri Kreatif Indonesia Berkembang

 

Artis Korea Oh In-Hye dengan baju kreatif di Busan International Film Festival. 


  Oleh : Chandra Harimurti

SBY menjelaskan salah satu negara yang sukses mengembangkan industri kreatif adalah Korea Selatan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQgA8YgUJkWJemwr2bKA6tOouIj2-aUVA3iYJJOT3fmuJeD-aiDuqdukjNPXGDC47NfDfe-uDkmfXtEzuV8z0p3qUCwoV9en9kd3hpX9VxFdEOfVKdxmgAmcCyzszuWd-nJx4Fy6A6nEb7/s1600/Oh-In-Hye-Cleavage-Super-Deep-V-Dress-Exposed-Breasts-1.gif
Baju kreatif Oh In-Hye mengundang
 perhatian dunia
JAKARTA, Jaringnews.com
 Bagi para fashionista yang suka update info tentang dunia mode, Korea Selatan telah menjadi salah satu ikon fashion di Asia. Beberapa produk fashion jebolan Korea Selatan bahkan telah dilirik oleh para pecinta fashion dunia. Selain karena modelnya yang menarik, Korea Selatan juga punya selera yang unik dalam memadupadankan busana. Contohnya dalam 16th Busan International Film Festival di  Busan para artis bersemangat memamerkan berbagai kreasi industri fashion Korea. Salah satunya baju yang ditampilkan artis Oh In-Hye mendapatkan perhatian luarbiasa dari seluruh dunia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencatat Industri kreatif di Indonesia saat ini tengah berkembang pesat. Namun masih butuh tolak ukur dan contoh untuk terus mendapatkan inspirasi.SBY menjelaskan salah satu negara yang sukses mengembangkan industri kreatif adalah Korea Selatan. Presiden mendorong pelaku industri kerajinan Indonesia tetap dapat mencontoh industri kerajinan Asia Timur.

"Indonesia wajib mencontoh industri padat teknologi di industri seperti Korea Selatan. Kami juga sudah studi banding ke Thailand, Hong Kong, dan Tiongkok. Banyak yang mengembangkan," kata SBY.

Hal itu dikatakan SBY dalam penyampaian pembukaannya dalam pameran hasil kerajinan Indonesia di Internasional Handicraft Trade Fair (INACRAFT 2014) di JCC Jakarta, .
Lagi pula, jelas SBY daya saing produk kreatif Indonesia sudah tinggi. Untuk itu, Indonesia juga harus bisa memberikan daya saing harga dan nilai produk.
"Di luar negeri ekonomi kreatif ini gabungan seni budaya dan teknologi. Dalam negeri seni budaya kerajinan tangan," jelasnya.


"Kami cinta produk Indonesia. Kami suka dan sering membeli produk kerajinan Indonesia. Semoga yang lain ikut membeli produk Indonesia," lanjutnya


Ekonomi kreatif menjadi salah satu titik perhatian pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK).
Hal itu setidaknya terlihat dari struktur kabinet Jokowi-JK yang menempatkan ekonomi kreatif dalam kementerian tersendiri.

Koordinator Forum Relawan Profesional, Hasnil Fajri mengatakan, ekonomi kreatif menjadi tantangan sekaligus peluang mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan sektor riil. Menurutnya, ekonomi kreatif dapat mendorong Indonesia menjadi salah satu negara maju anggota G7 di tahun 2040

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4ldjahk3AGEXUKu4ShhdqtH_OlOAX48d8PaopKmS22q1cXYyvE0KuGmwolLhAojS-P4-BcYag7lG-7TKCojvie_Jny_5V0r6E1CpNWlk6t3a_3h88GYfe5pDQSqAamX3JMJ5rdrIbPft/s320/Oh-In-Hye-Cleavage-Super-Deep-V-Dress-Exposed-Breasts-2.jpg
Artis  Oh In-Hye dengan baju kreatif
Dalam kunjungan kerjanya ke Korea Selatan selama tiga hari (23-25 September), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu bertemu dengan sejumlah lembaga pemerintah dan nonpemerintah yang menangani pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, di antaranya Korea Content Creative Agency (KOCCA), Korea Film Council (KOFIC), Cheil Jedang Entertaintment and Media (CJ E&M), perusahaan animasi Wonderworld Korea, Korean Polytech University, dan Leading Invesment, yang merupakan perusahaan yang telah memberi banyak dukungan pembiayaan kepada industri kreatif di Korea Selatan.  

Mari Pangestu, Kamis (27/9/2012), menegaskan, dari serangkaian pertemuan tersebut akan didapat gambaran yang lebih jelas mengenai kebijakan Pemerintah Negeri Ginseng tersebut dalam mengembangkan industri kreatif.
"Kita perlu mempelajari bagaimana kebijakan Korea Selatan menumbuhkan kreativitas masyarakatnya untuk menghasilkan konten kreatif. Semakin banyak konten kreatif yang dapat dihasilkan akan meningkatkan peluang bagi konten kreatif Korea Selatan diterima oleh masyarakat lokal maupun dunia," tutur Mari Pangestu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCk8oPXyse27r0wng3I_Efe6lUmmKaZWTy2-nJXxLLsA17T5s70ejrdrkP7OEKw5kgk0W5VX-4tQtchZ47nEbeyh59Q53kMMFbG3b_L7yD9LaIB7M2AnbWlF6AdvA2dP8VZ3pJzXe1gRoe/s1600/Oh-In-Hye-Cleavage-Super-Deep-V-Dress-Exposed-Breasts-14.jpg
Oh In-Hye mendapatkan perhatian luar-biasa
Setelah berkunjung ke Korea Selatan selama tiga hari, Mari Pengestu yakin akan memperoleh hasil nyata karena potensi kreativitas Indonesia tidak kalah dengan mereka,
 
Dalam 16th Busan International Film Festival di  Busan para artis bersemangat memamerkan berbagai kreasi industri fashion Korea. Salah satunya baju yang ditampilkan artis Oh In-Hye mendapatkan perhatian luarbiasa dari seluruh dunia. Jika rancangan busana sejenis ini jadi acuan perancang busana Indonesia, tentu akan lebih menarik kalau dipadukan dengan kain batik dan dipakai oleh para wanita Indonesia yang langsing semampai.
 
sumber:
Jaringnews.com
KOMPAS.com
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji1ZcYrqPPe6h7s5nJ-kdK9nQsbB6HixXMDBmkRJsK0c5TEhnW-4JSgvk0qQMXO-QAEkF_7DYusSCzofJMZO8MI4duhPpW5JH87_oDBH2wXD1cvU2Y2-ymPmSbrrsL2COBwqOMahKpbDB6/s1600/Oh-In-Hye-Cleavage-Super-Deep-V-Dress-Exposed-Breasts-4.jpg




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLBe7ZNuMFC9osa_GLNCcZD7F9jG3ZLSDQ2u5Sss1p1iZOP6PgArTO5oACXt-hIyW8owe0JjjUeLS11zrZvTTZKZymPxtYEb5g8-V_Z-fF_wD9j8hmOCyHgT-n1xLe0NwawGkRzwl4V07f/s1600/Oh-In-Hye-Cleavage-Super-Deep-V-Dress-Exposed-Breasts-17.jpg