Sopir Taksi yang Dibunuh Itu Sahabat Karib Menteri Rahmat Gobel

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/10/27/0305397KabinetKerja221414347792-preview780x390.jpg

.Menteri Perdagangan Rahmat Gobel
Kamis, 19 Februari 2015 | 19:05 WIB
Salut dan terharu pada persahabatan dua orang ini yang walaupun beda nasib tetap terpelihara. Semoga arwah pak Tony Zahar diterima disisi Allah YME.
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Rahmat Gobel ternyata merupakan sahabat karib Tony Zahar (54), sopir taksi Express yang dibunuh di Pasar Minggu. Rahmat pun mendatangi kediaman Tony pada Kamis (19/2/2015) untuk mengucapkan belasungkawa kepada istri Tony, Siti Masitoh.
Siti mengatakan, Rahmat dan suaminya merupakan sahabat sejak bersekolah. "Dulu suami saya adalah anak pejabat di Deplu (Departemen Luar Negeri yang sekarang Kementerian Luar Negeri)," kata Siti, Kamis sore.
Tony, kata Siti, sewaktu duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sempat tinggal di kawasan Menteng. Ia bersekolah di SD Meksiko yang ada di Jalan Hang Tuah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
[Baca: Sebelum Dibunuh, Sopir Taksi Express Sempat Melawan]
Persabahatan mereka sejak SD tidak berhenti begitu saja. Setelah lulus pun mereka sering kongkow bersama teman-teman yang lainnya. Namun, sejak Rahmat menjabat sebagai menteri, ia tak pernah lagi menemui Tony.
"Mungkin karena kesibukan yang luar biasa jadi enggak pernah kumpul lagi," kata Siti. Ia juga menyebutkan, saat datang ke rumahnya, Rahmat sempat memberikan santunan.


KOMPAS.com/Ai Chintia Ratnawati Sopir taksi Express terbunuh di Jalan Raya Rawa Bambu, Pasar Minggu, Rabu (18/2/2015).
Siti sangat bersyukur dengan santunan tersebut. Sebab, santunan itu dapat membantu keluarganya. [Baca: Derai Air Mata Istri Sopir Taksi yang Ditemukan Tewas di Pasar Minggu]
Ibu rumah tangga ini mengaku tidak memiliki pendapatan selain mengandalkan suaminya. Anak-anaknya yang berjumlah tiga orang itu masih sekolah dan belum bekerja.
Tony Zahar ditemukan tewas Rabu (18/2/2015) pagi. Tony berangkat dari pul taksi Express di Jagakarsa sekitar pukul 24.00. Tony ditemukan meninggal pada pukul 5.30 di Jalan Rawa Bambu tepatnya di depan pul bus Sinar Jaya, Pasar Minggu.
Dari hasil visum sementara, ditemukan dua luka sayatan di leher. Lalu luka memar di tangan sebelah kiri dan luka goresan diduga pisau di jari sebelah kiri Tony.
[Baca: Barangnya Tak Ada yang Hilang, Apa Motif Pembunuhan Sopir Taksi Express?]
Penulis: Unoviana Kartika
Editor: Desy Afrianti


SUMBER :
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/19/19051911/Sopir.Taksi.yang.Dibunuh.Itu.Sahabat.Karib.Menteri.Rahmat.Gobel





TechTravel #2: Bagaimana “Tirai Bambu” Membangun Masyarakat Digital?

 

Penulis: Pepih Nugraha | Kamis, 12 Februari 2015 | 14.52 WIB

KOMPAS/PEPIH NUGRAHA
SIMULASI DIGITAL - Untuk membangun masyarakat digital, Huawei mengidentifikasi kebiasaan masyarakat dalam menggunakan perangkat digital yang sudah tersambungkan ke internet. Kemudian dibuat simulasi dalam berbagai aspek yang kelak menyatu dengan kehidupan sehari-hari warga masyarakat.

 

Oleh: Pepih Nugraha
KOMPAS.com - Pada tahun 1990-an saya membaca buku The Third Wave tulisan futuris Alvin Toffler. Dalam buku itu Toffler membagi bentuk kehidupan sosial masyarakat –sebut saja peradaban- ke dalam tiga gelombang, yakni agraris, industri, dan informasi.
Rupanya Huawei punya versi periodisasi sendiri soal “perkembangan peradaban” dunia ini. Kelima periode versi Huawei itu adalah:
1) tatkala mesin uap pertama kali ditemukan tahun 1790;
2) dimulainya pembangunan rel keretaapi tahun 1840;
3) disusul listrik dan industri kimia tahun 1890;
4) booming minyak bumi dan otomotif tahun 1940; dan
5) dimulainya teknologi informasi 1990 saat internet pertama kali diperkenalkan Sir Timothy Berners-Lee.
Secara sadar, Huawei menempatkan penemuan internet oleh Berners-Lee sebagai tonggak peradaban baru yang mengarah ke pembentukan Digital Society.
Saya kembali teringat momen yang tidak mungkin terlupakan tatkala akhir 2010 saya berkesempatan bertemu penemu internet ini dan mengejarnya untuk sebuah wawancara singkat. Acaranya sendiri bernama Nokia World, acara tahunan besar produsen ponsel asal Finlandia, yang saat itu diselenggarakan di London, Inggris.
Saat itu gonjang-ganjing Nokia akan dibeli Microsoft sudah nyaring terdengar, bahkan Stephen Elop, orang Microsoft digadang-gadang sebagai CEO baru Nokia, juga hadir di megaacara tersebut.
Saya hadir atas penugasan dari Harian Kompas, tempat di mana saya bekerja. Sebelumnya saya paham betul siapa Berners-Lee ini, yang bagi saya adalah “orang hebat” dan ilmuwan yang sangat revolusioner dalam mengubah serta membentuk peradaban baru; peradaban digital.
Saya membaca biografinya di majalah Time yang menempatkannya sebagai 100 manusia berpengaruh di dunia. Saya pikir, keterlaluan kalau saya melewatkan kesempatan emas ini; mengejar dan mewawancarai orang berprestasi sekaliber Berners-Lee.
Maka, tatkala selesai mempresentasikan pemikirannya di ajang yang mempertemukan para developer aplikasi mobile dunia ini, saya langsung mengejar dan “menyergap” Berners-Lee untuk sebuah wawancara singkat.
Hasilnya tentu saja sebuah cerita mengenai biografi dirinya yang kemudian dimuat di rubrik sosok Harian Kompas edisi Kamis 30 September 2010 berjudul "Berkat Berners-Lee, Manusia Bisa Berinternet".
Huawei rupanya menjadikan penemuan Berners-Lee ini sebagai tonggak atau cikal-bakal terbentuknya peradaban digital yang serba tersambungkan satu dengan yang lain, baik manusia dengan mesin, mesin dengan manusia, antarmesin, dan mesin dengan perangkat mobile yang kelak disebut sebagai Internet of Thing (IoT).
Dalam catatan perjalanan ke depan, saya akan mengulas konsep IoT, pengertian dan aplikasinya dalam kehidupan sehari serta bagaimana semua perusahaan elektronik yang bersinggungan dengan dunia digital dan internet memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Huawei menyebut periode mesin uap sampai minyak bumi berlimpah dan otomotif disebut sebagai terobosan terhadap keterbatasan fisik (tubuh). Sedangkan khusus periode 1990 sampai sekarang, yakni saat pertama kali internet ditemukan, disebut terobosan terhadap keterbatasan otak manusia dengan beberapa turunan sifat teknologi ICT yang dikejar seperti  “menyenangkan”, “mudah”, “aman”, “cerdas”, “efisien”, dan “sinergis”.
Jika disimak, secara sengaja Huawei “meniadakan” satu periode penting dalam peradaban manusia, yakni peradaban agraria. Sedangkan Alvin Toffler menempatkan masyarakat agraris ini sebagai salah satu periode penting.

 

SUMBER :

http://tekno.kompas.com/read/2015/02/12/14522977/TechTravel.2.Bagaimana.Tirai.Bambu.Membangun.Masyarakat.Digital.

 

 

 

 

 


Huawei rupanya langsung “lompat” ke periode berikutnya, yakni periode industri dengan penanda utama ditemukannya mesin uap oleh James Watt.
Apa alasan Huawei menciptakan lima periodisasi “peradaban manusia” tanpa menyertakan masyarakat agraria yang dianggap sebagai peradaban mula manusia?
Saya memperoleh kunci jawabannya dari David Wang, President Government Affairs Huawei, saat saya mewawancarainya di Shenzen, Tiongkok, 19 Desember 2014 lalu. “Kunci Huawei mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi tidak lain membentuk kehidupan masyarakat digital yang menyenangkan dan efisien dalam bekerja,” katanya.
Berangkat dari credo menciptakan masyarakat digital yang lebih cerdas, kata kunci utama yang dikembangkan kemudian adalah terkoneksinya satu dengan lainnya dalam format M2M, yakni ketersambungan mesin-mesin, mesin- manusia, manusia-mesin, atau mesin-perangkat bergerak.
Huawei menganalogikan, jika jumlah triliunan neuron otak manusia adalah sama untuk setiap individu, ketersambungan antarneuron akan membuat kecerdasan menjadi lain atau berbeda dengan yang sudah ada. Masyarakat digital yang diciptakan tidak lain mengolah informasi yang terkomputerisasi dan tersambungkan melalui jaringan internet.
Apa wujud dari Internet of Thing dalam kehidupan sehari-hari yang ada dalam pandangan insinyur elektronik dan digital di Tiongkok? Ikuti catatan perjalanan TechTravel berikutnya.

Editor: Reza Wahyudi

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
TechTravel

TechTravel #1: Berebut Tanah Tak Bertuan Bernama Digital

Penulis: Pepih Nugraha | Rabu, 11 Februari 2015 | 14.15 WIB

KOMPAS/PEPIH NUGRAHA
Di ruang pamer yang menyatu dengan pusat penelitian dan pengembangan Huawei Technologies di Shanghai, Tiongkok, pengunjung tidak sekadar melihat produk perangkat keras yang akan diluncurkan, tetapi juga dapat melihat rencana besar perusahaan ini dalam men-

 

Oleh: Pepih Nugraha
KOMPAS.com - Perjalanan ke Tiongkok, khususnya ke Shanghai dan Shenzen pertengahan Desember 2014 lalu, saya agendakan sebagai perjalanan teknologi informasi. Ini berkat jasa baik Huawei Technologies yang mengundang tiga jurnalis Indonesia berkunjung ke Tiongkok selama dua pekan, termasuk saya.
Mengapa perjalanan ini saya sebut sebagai “Tech Travel” yang terkesan lebih banyak “dolanan” atau “leisure”-nya ketimbang serius meliput kemajuan teknologi informasi di negeri yang dulu sering disebut “Tirai Bambu” itu?
Bukan tanpa alasannya. Saya ingin melihat kemajuan di bidang teknologi informasi Tiongkok, setidak-tidaknya aktivitas yang dilakukan Huawei, dari sisi yang lebih ringan tetapi berdampak besar bagi kehidupan sehari-hari di masa mendatang.
Saya ingin menyajikan laporan teknologi informasi secara faktual tanpa harus membuat pembaca terlalu banyak mengernyitkan dahi. Di Tiongkok, saya mendapat pelajaran menarik bagaimana insinyur informatika, developer pembuat aplikasi, dan teknisi gadget (gawai) memproduksi segala hal yang user-friendly buat para konsumennya.
Sulit untuk disangkal, negara-negara terkemuka dunia di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi –biasa disebut ICT- saat ini sedang memasuki garis finish perlombaan era digital, sebuah zaman yang dipercaya sebagai pintu masuk peradaban masa depan.
Masing-masing negara punya cara dan kebijakannya sendiri-sendiri memperlakukan dunia ICT ini, termasuk Tiongkok. Jepang dan Korea Selatan yang merupakan pesaing terdekat Tiongkok, punya cara sendiri mengembangkannya.
Jepang, misalnya, melalui bendera Sony, telah lebih awal menancapkan hegemoni digitalnya di dunia dengan produk-produk elektronik yang mengisi kebutuhan sehari-hari manusia, mulai kebutuhan rumah tangga sampai hiburan. Dari “walkman” sebagai perangkat musik bergerak pertama menggunakan kaset, sampai masuk ke industri ponsel pintar.
Korea Selatan boleh berbangga diri dengan “Samsung”-nya di mana barang-barang elektronik yang dihasilkannya menjadi perlengkapan sehari-hari masyarakat. Untuk ponsel pintar, Samsung telah lama mengatasi Nokia yang sempat merajai dunia dan bahkan iPhone dengan varian terakhirnya iPhone6.
Bagaimana cara Tiongkok memasuki dunia digital sebagai megabisnis saat ini dan masa depan?  
Cara Tiongkok, negara raksasa berpenduduk 1,3 miliar membayangkan sekaligus menciptakan masyarakat digital masa depan memang cukup menarik untuk disimak. Ini setidak-tidaknya tergambar dari cara Huawei Technologies menyusun rencana strategi bisnis masa depan mereka melalui sebuah silabus dan expo digital yang berada di kota Shanghai maupun Shenzhen, dua kota besar Tiongkok yang merupakan “markas” Huawei.
Di sini serenceng silabus disampaikan para mentor terkemuka perusahaan ICT tersebut kepada ribuan mahasiswa asing yang diundang setiap tahunnya, termasuk limabelas mahasiswa Indonesia yang terpilih mengikuti “Huawei Undergraduate Works Program” di Tiongkok selama dua pekan.
Untuk menggambarkan Digital Society atau masyarakat digital ideal yang hendak dibangunnya, misalnya, terlebih dahulu mereka mengutip pernyataan salah satu CEO Huawei, Ken Hu, yang mengatakan, “Karakter masyarakat digital tidak lain digitalisasi informasi sekaligus terhubung secara bijak”.
Pernyataan ini kemudian dirumuskan lebih tegas lagi bahwa masyarakat digital masa depan itu telah tiba dan sudah ada di depan mata. Sebuah tantangan yang harus dihadapi sekarang, bukan esok hari.
Selaku perusahaan ICT terkemuka di dunia, kunci hadirnya masyarakat digital itu segala sesuatu yang berubah. Perubahan (changes) telah terjadi dalam bentuk fisik yang lebih kompak dan mengarah digital dengan kecepatan internet yang terus ditingkatkan dan kapasitas penyimpanan data yang nyaris tanpa batas.
Tatkala menggambarkan bentuk fisik perpustakaan berupa gedung besar penyimpan ribuan buku dengan sebuah gawai Kindle dari Amazon, misalnya, mereka menamakannya sebagai “perpustakaan di telapak tangan”. Sederhana. Namun sebagai konsekuensinya, membaca sebagai kegiatan individu pun harus diredefinisi, harus diredefinisi ulang. 
Ketika sirkulasi koran The Wall Street Journal yang mencapai 2,3 juta pelanggan tergeser oleh kecepatan informasi Twitter dengan pengguna di atas 500 juta, maka sebuah microblogging telah mengubah model distribusi berita.
Atau ketika Olimpiade London 2012 yang ditonton 8 juta orang di berbagai arena digilas oleh BBC dengan berbagai platform digital penyiaran dan ditonton 55 juta, maka olimpiade tersebut disebut sebagai “The 1st Digital Olympic”.
Terakhir, ketika perputaran uang Walmart di Tiongkok mencapai 58 miliar dollar AS tahun 2012 dikalahkan oleh gabungan dua toko online, Tmall.com dan Taobao.com dengan 1.000 miliar dollar AS di tahun yang sama, maka Huawei menyebut dua toko online itu sebagai sebuah platform bisnis baru.
Bagaimana masyarakat digital sedang mengubah wajah dunia, Huawei menggambarkannya sebagai lima periode penting. Apa kelima periode penting itu? Ikuti laporan “Tech Travel” berikutnya!

Editor: Reza Wahyudi

Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:
TechTravel

TechTravel #4:Indonesia Baru Mulai 4G, Tiongkok Sudah “Ngacir” ke 5G

TechTravel #4: Indonesia Baru Mulai 4G, Tiongkok Sudah “Ngacir” ke 5G

Penulis: Pepih Nugraha | Sabtu, 14 Februari 2015 | 14.21 WIB

Share:

 

(KOMPAS/PEPIH NUGRAHA)
JARINGAN 5G LTE -- BTS untuk jaringan supercepat 5G yang penggunaannya baru akan teralisasi secara massal tahun 2020 hanya disederhanakan sebagaimana yang terlihat di latar belakang insinyur Huawei ini, yakni hanya berupa

Oleh: Pepih Nugraha
Kunci untuk menciptakan semua perangkat digital bekerja dengan baik salah satunya adalah tersedianya jaringan komunikasi supercepat. Kunci bergeraknya semua perangkat digital adalah jaringan lancar tidak kenal “byar-pet” alias “on-off”. Ini sudah disadari sejak awal oleh Tiongkok, khususnya Huawei yang menanamkan dana investasi yang tidak sedikit hanya untuk penelitian dan pengembangan jaringan komunikasi supercepat ini. Jawaban atas kunci pembuka tidak lain: jaringan 5G. Itulah yang sedang dikerjakan Tiongkok!
Tentu Tiongkok tidak sendirian dalam lomba adu cepat jaringan internet yang disebut-sebut 1.000 kali lebih cepat dari 4G ini. Tetangga dekatnya, Korea Selatan dan Jepang, juga tak mau kalah beradu cepat dalam apa yang digambarkan media sebagai “lomba menguasai teknologi informasi masa depan” ini.  Bahkan saat berlangsung acara Startup Nations Summit di Seoul, November 2014 lalu, Huawei tidak ragu menggandeng tiga perusahaan telekomunikasi Negeri Ginseng tersebut, yakni SK Telecom, KT dan LG Plus. Mengapa sedemikian percaya diri? Karena pada saat yang bersamaan Huawei tengah mengembangkan 5G dengan dana sekitar 600 juta Dollar AS atau sekitar Rp 7 triliun.
Saat berada di Shenzhen, Tiongkok, mendengarkan penjelasan Vice President International Media Affairs Huawei Roland Sladek bahwa 300 teknisi dan insinyur Huawei terlibat dalam pembangunan jaringan 5G ini, mau tidak mau ingatan saya hinggap di Tanai Air, Indonesia tercinta ini. Jika pada masa lalu kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa hebat negara itu menguasai industri, sekarang kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa canggih negara itu maju di bidang teknologi informasi. Saat yang bersamaan, Indonesia baru mulai memanfaatkan jaringan 4G.
Tentu suatu kemajuan, meski pada awal jaringan ini masuk, sempat ada kendala soal perizinan, soal regulasi. Dengan beralih ke 4G, berangsur-angsur Indonesia akan segera meninggalkan 3G dan 2G yang sudah dianggap “kuno” tetapi harus diakui telah sekian lama menghubungkan Indonesia.
Evolusi jaringan bergerak untuk kebutuhan komunikasi dan transfer data memang selalu menarik perhatian, khususnya bagi para operator telepon selular, produsen gawai (gadget) sampai end users atau pengguna. Ini terkait dengan kecepatan dan kemudahan manusia tersambungkan secara digital dan nirkabel satu sama lain yang berbilang jarak, ruang dan waktu.
Di sisi operator dan pembuat gawai, ketersambungan antarmanusia dengan segenap perlengkapan komunikasinya berarti megabisnis. Bagi pengguna, akan semakin banyak ragam pilihan cara dan gaya berkomunikasi dengan kecepatan transmisi yang terus “didewakan” sebagai keunggulan. Itu sebabnya ketika 4G masih baru akan melangkah di Indonesia, ketersediaan dan pengaturannya oleh pemerintah sangat ditunggu oleh pengguna internet yang haus akan kecepatan. Lebih cepat dan lebih terjangkau tentunya.
Tanpa harus menunggu aba-aba pemerintah sentral, Huawei selaku perusahaan global berbasis di Shenzhen, berinisiatif menanamkan investasi untuk meneliti dan mengembangkan generasi baru kecepatan transmisi internet, yaitu 5G tadi. Ini evolusi terbaru dari jaringan transmisi dengan kecepatan yang bisa mengubah wajah teknologi informasi depan. Seribu kali lebih cepat dari 4G yang tercepat saat ini, itu bukan main-main.
Sekadar kilas balik, agar bisa saling berkomunikasi menggunakan telepon selular, manusia memerlukan teknologi GSM atau Global Systems for Mobile Communications. Ini sebuah standar yang dikembangkan ETSI (European Telecommunications Standards Institute) untuk menggambarkan sebuah protokol untuk generasi kedua jaringan selular digital atau 2G yang penggunaannya semata-mata hanya untuk telekomunikasi melalui telepon selular.
Meski demikian, pada masanya teknologi ini berkembang, penetrasi pasarnya mencapai 90 persen. Artinya, tidak ada ponsel di manapun di dunia ini yang tidak menggunakan teknologi jaringan ini. Bahwa di beberapa tempat di Tanah Air ini 2G masih digunakan, lebih karena kebutuhan yang tidak “neko-neko”, yakni sebatas penggunaan telefonik atau berkirim SMS.
Selama masa transisi pengembangkan ke 3G, teknologi 2G mengalami periode transisi, yakni GPRS (General Packet Radio Service) atau 2.5G dan EDGE (Ehhanced Data rates for GSM Evolution) atau 2.75G. Teknologi telepon bergerak digital EDGE atau sering disebut Pra-3G ini mulai mampu mengirim data terbatas dengan kecepatan yang masih lambat.
Kemudian, UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) merupakan generasi ketiga sistem telepon selular atau 3G untuk jaringan berbasis standar GSM yang dikembangkan 3GPP (3rd Generation Partnership Project) dan berbasis WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access). Jaringan 3G kemudian dikembangkan menjadi 3.5G atau HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) dan 3.75G atau HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) yang lebih cepat dari periode transisi sebelumnya.
Terakhir, LTE (Long Term Evolution) atau biasa dikenal sebagai 4G, juga dikembangkan oleh 3GPP untuk memperbarui performa jaringan sebelumnya, yakni mengoptimalkan penyampaian data berkecepatan tinggi untuk ponsel dan terminal data. Untuk selanjutnya jaringan ini disebut 4G technologies atau 4G saja. Dari sisi evolusi kecepatan internet bergerak GSM “hanya” 9.6 Kbps, GPRS 177 Kbit/s, EDGE 384 Kbps, UMTS 2 Mbps, HSDPA 14.4 Mbps, HSUPA 5.76 Mbps, HSPA+ 42 Mbps, LTE 300 Mbps dan LTE-A (LTE Advanced) mencapai 1 Gbps.
Mengapa Tiongkok terkesan “ngotot” mengembangkan jaringan 5G? Kapan jaringan supercepat 5G ini bisa digunakan?
Ikuti terus perjalanan saya di TechTravel berikutnya.

 

sumber :

http://tekno.kompas.com/read/2015/02/14/14210027/TechTravel.4.Indonesia.Baru.Mulai.4G.Tiongkok.Sudah.Ngacir.ke.5G

 

 

Tips Perbedaan Muffin dan Cupcake

 


 
Belakangan ini cupcake menjadi tren dalam dunia kue. Bentuknya yang rapi dalam cup, membuat kue ini menjadi penganan cantik yang tidak repot saat dibawa maupun saat di makan. Bahkan cupcake juga memungkinkan perwujudan dekorasi kue dalam bentuk apa saja.  Selain itu, cupcake juga terkenal karena bisa dihias dengan gula icing sekreatif yang kita mau. Dari sekedar topping krim dan potongan buah hingga topping berbentuk malaikat kecil bisa diwujudkan. Namun menilik dari bentuk dan cupnya, kok mirip muffins yah? Apakah cupcake ini bentuk baru dari muffins yang bisa dihias sesuka hati?
Jawabannya tidak. Muffin dan cupcake adalah dua jenis kue yang mirip namun berbeda. Dari segi takaran bahan-bahannya, muffins umumnya terbuat dari 200 gram tepung, 2-4 sdm gula, 2.5 sdt baking powder, 1/2 sdt garam, 1 butir telur, 60 ml minyak/mentega, 250 ml susu. Jika perbandingan jumlah lemak, gula dan telur di resep tersebut dilipatgandakan 2 kali atau lebih, maka akan terbentuk cake, bukan muffins.
Cara membuat muffin juga berbeda dengan cupcake. Muffin adalah kue yang paling mudah dan paling cepat dibuat. Anda bisa mencampurkan semua bahan kering kemudian mencampurkannya dengan bahan basah. Namun untuk cupcake, bahan-bahan harus dimasukkan satu per satu dengan urutan yang tepat.
Secara penyajian, cupcake biasanya dihias dengan berbagai topping, dari krim hingga gula icing aneka bentuk. Sedangkan muffin biasa disajikan apa adanya dengan puncak yang merekah dan potongan-potongan isi yang terlihat menggoda. Kesamaan cupcake dan muffins adalah mereka menggunakan cup dan cetakan yang sama.
Ilustrasi foto: hannahsdailyrecipes.blogspot.com




Ini 24 Orang Terkaya Indonesia Rabu,

4 Februari 2015 | 22:22 WIB

KOMPAS.com — Hurun Research Institute merilis daftar orang terkaya di dunia tahun 2015. Pendiri Microsoft, Bill Gates, masih menjadi pemuncak dalam laporan yang bertajuk Hurun Global Rich List 2015, yang dirilis pada Selasa (3/2/2015).
Di dalam daftar yang memuat 2.089 miliader dari 68 negara tersebut terdapat 24 miliarder asal Indonesia.
Pemilik perusahaan rokok Djarum, Michael Hartono, menjadi yang paling kaya di Indonesia dengan menempati ranking ke-185 secara keseluruhan. Michael yang juga memiliki saham di Bank Central Asia ini memiliki harta 6,5 miliar dollar AS atau setara Rp 81,25 triliun (kurs 1 dollar AS setara Rp 12.500). Menurut Hurun, harta Michael sama dengan kekayaannya tahun lalu.
Sementara itu, saudara Michael, R Budi Hartono, berada di posisi kedua orang terkaya di Indonesia atau menempati posisi ke-194 secara keseluruhan. Kekayaan Budi turun 5 persen dibanding tahun lalu menjadi 6,2 miliar dollar AS.
Dari 24 miliarder yang masuk dalam daftar Hurun tersebut, terdapat 3 wajah baru yang langsung melejit ke papan atas orang terkaya dunia. Adapun empat orang harus terlempar dari daftar tersebut.
Ketiga miliarder yang berhasil masuk ke radar Hurun tersebut adalah keluarga Lim Hariyanto Wijaya Sarwono yang langsung melejit dan berada di posisi ke-723 dunia atau urutan ke-6 di Indonesia. Pengusaha berbendera Bumitama Agri Ltd ini memiliki kekayaan 2,2 miliar dollar AS.
Wajah baru lainnya adalah Ciliandra Fangiono yang berada di posisi ke-1.004 (ke-9 di Indonesia), serta keluarga Ciputra yang berada di peringkat ke-1.498 (ke-13 di Indonesia).
Berikut 24 miliarder Indonesia yang masuk dalam Hurun Global Rich List 2015
1. (185) Michael Hartono - 6,5 miliar dollar AS (BCA, Djarum)
2. (194) R Budi Hartono - 6,2 miliar dollar AS (BCA, Djarum)
3. (295) Keluarga Susilo Wonowidjojo - 3,7 miliar dollar AS  (Gudang Garam)
4. (358) Keluarga Eka Tjipta Widjaja - 3,1 miliar dollar AS (Sinar Mas)
5. (447) Chairul Tanjung - 2,7 miliar dollar AS (CT Corps)
6. (595) Murdaya Poo - 2,4 miliar dollar AS (Central Cipta Murdaya)
7. (723) Keluarga Lim Hariyanto Wijaya Sarwono - 2,2 miliar dollar AS (Bumitama Agri Ltd)   
8. (842) Anthoni Salim - 2 miliar dollar AS (First Pacific)
9. (1.004) Ciliandra Fangiono - 1,8 miliar dollar AS (First Resources Ltd)
10. (1.264) Kiki Barki - 1,5 miliar dollar AS (Harum Energy)   
11. (1.391) Hary Tanoesoedibjo - 1,4 miliar dollar AS (MNC)
12. (1.391) Peter Sondakh - 1,4 miliar dollar AS (Golden Energy Mines)
13. (1.498) Keluarga Ciputra - 1,3 miliar dollar AS (Ciputra Group)
14. (1.498) Keluarga Eddy Katuari - 1,3 miliar dollar AS      (Wings Group)
15. (1.602) Keluarga Achmad Hamami - 1,2 miliar dollar AS (Abm Investama)
16. (1.602) Low Tuck Kwong - 1,2 miliar dollar AS (Bayan Resources)
17. (1.759) Keluarga Kartini Muljadi - 1,1 miliar dollar AS (Tempo Scan Group)
18. (1.759) Keluarga Putera Sampoerna - 1,1 miliar dollar AS (Sampoerna)
19. (1.911) Dato Sri Tahir - 1 miliar dollar AS (Bank Mayapada)
20. (1.911) Djoko Susanto - 1 miliar dollar AS (Alfamart)
21. (1.911) Edwin Soeryadjaya - 1 miliar dollar AS (Adaro Energy)
22. (1.911) Harjo Sutanto - 1 miliar dollar AS (Wings Group)
23. (1.911) Kusnan & Rusdi Kirana - 1 miliar dollar AS (Lion Air)
24. (1.911) Sjamsul Nursalim - 1 miliar dollar AS (Gajah Tunggal)

Berapa Tarif Resmi Membuat SIM Baru dan Perpanjangan?

 

Sabtu, 31 Januari 2015 | 11:59 WIB

 

Kompas.com/Oik Yusuf Ilustrasi Surat Izin Mengemudi (SIM)

JAKARTA, KOMPAS.com - Seringkali pengendara tidak mengetahui biaya pembuatan ataupun perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM). Maka sebagian oknum petugas polisi "nakal" memanfaatkan celah ini untuk membuat pengendara membayar biaya yang lebih mahal dari yang seharusnya dibayarkan.
Kepala Seksi SIM Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris I Nengah Adi Putra menjelaskan, saat ini tarif untuk membuat SIM berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 120.000. Sementara untuk perpanjangan SIM adalah Rp 30.000 hingga Rp 80.000. Berikut rinciannya: SIM
Golongan A Baru Rp 120.000 Perpanjangan Rp 80.000 SIM, Golongan B I Baru Rp 120.000 Perpanjangan Rp 80.000 SIM Golongan B II Baru Rp 120.000, Perpanjangan Rp 80.000 SIM Golongan C Baru Rp 100.000 Perpanjangan Rp 75.000 SIM. Untuk Golongan D Baru Rp 50.000, dan Perpanjangan Rp 30.000.
Namun selain biaya pembuatan atau perpanjangan, pengendara juga bisa dikenakan biaya lainnya, yaitu asuransi. Biayanya mencapai Rp 30.000. "Meski begitu, asuransi sifatnya tidak wajib, hanya dianjurkan saja," kata Nengah saat dihubungi, Sabtu (31/1/2015).
Karena sifatnya tidak wajib, lanjut dia, maka pengendara boleh memilih untuk tidak membayarkan biaya asuransi tersebut. Dengan kata lain, pengendara dapat menolak jika dikenakan biaya asuransi.
Selain biaya asuransi, biaya yang mungkin dijadikan alasan supaya pengendara membayar lebih adalah biaya tes kesehatan. Nengah menuturkan, tes kesehatan sebetulnya merupakan syarat wajib untuk pembuatan dan perpanjangan SIM. Namun, tes tersebut tidak harus dilakukan di tempat pelayanan pembuatan atau perpanjangan SIM. Bahkan, pengendara dapat melakukan tes tersebut di dokter umum lainnya di luar tempat tersebut.
"Surat sehat dari dokter adalah persyaratan wajib untuk mengetahui kesehatan fisik calon pengendara. Biar memudahkan kami sediakan, tetapi jika mau dilakukan di luar silakan," kata Nengah.
Nengah juga menegaskan, bila tidak melakukan tes kesehatan di tempat pelayanan pembuatan dan perpanjangan SIM, maka pengendara tidak harus membayar biayanya. Tarif kesehatan yang dibayarkan di tempat layanan itu pun, kata dia, bukan berasal dari polisi.

 

SUMBER :

http://regional.kompas.com/read/2015/01/31/11593281/Berapa.Tarif.Resmi.Membuat.SIM.Baru.dan.Perpanjangan.?utm_campaign=related&utm_medium=bp&utm_source=news&