Sunday, 29 June 2014, 12:28 WIB
Simpatisan saat menghadiri kampanye terbuka di Lapangan Rejomulyo, Madiun, Jawa Timur, Sabtu (28/6).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lagu kampanye pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) mendapat perhatian media internasional.
Dua wartawan asal Indonesia, Eveline Danubrata dan Heru Asprihanto menulis artikel yang dipublikasikan Reuters. Artikel tentang lagu kampanye Jokowi-JK tersebut berjudul Give us jobs, not rock songs, say Indonesia's young voters.
Reuters menyatakan, penggunaan lagu Salam Dua Jari atau Two Finger Salute adalah salah satu trik pasangan Jokowi-JK untuk menarik minat pemilih muda. Lagu itu dibuat oleh salah satu band rock top di Indonesia, Slank. Pemilihan judul lagu ini mengacu pada nomor urut Jokowi-JK pada surat suara yang akan digunakan dalam pemilu 9 Juli nanti.
Dalam laporannya, Reuters juga menyinggung kecaman media internasional terhadap video kampanye politik buatan Ahmad Dhani untuk Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Dikatakan, pertempuran menarik minat pemuda Indonesia juga terjadi di atas panggung. Misalnya Slank yang mengadakan konser di sejumlah kota untuk menggalang dukungan bagi Jokowi.
"Para pemilih pemula senang dengan kampanye politik yang menyenangkan. Lagu-lagu seperti Salam Dua Jari oleh Slank sangat efektif. YouTube, Twitter, game juga," ujar koordinator media center untuk kampanye Jokowi, Zuhairi Misrawi.
Namun, lanjut laporan itu, kehadiran lagu kampanye belum banyak menarik minat para pemuda. mahasiswa Universitas Indonesia, Jamalianuri (22 tahun) menyatakan, Slank memiliki banyak penggemar fanatik yang disebut Slankers.
"Lagu itu bisa memengaruhi suara mereka terhadap Jokowi. Tapi aku merasa calon harus terlibat dengan kami lebih lanjut tentang isu-isu, seperti menghadapi globalisasi," katanya.
Reuters juga membahas tentang isu utama yang dihadapi kaum muda di Indonesia yang belum banyak disentuh kontestan. Mahasiswa UI lainnya, Jeany Hartriani (21) menyatakan, tidak ada yang secara rinci menjelaskan program tentang isu yang penting baginya. Misalnya saja, kesempatan kerja.
"Sebagai seseorang pada generasi muda, saya bertanya-tanya. Ketika saya menikah, mendapatkan pekerjaan dan memiliki anak, akankah kita memiliki kondisi ekonomi yang baik?" katanya.
Hartriani juga menambahkan, kalangan muda harus lebih berpartisipasi. Karena masalah ini menyangkut masa depan semua orang. "Kita tidak bisa hanya menjadi lepas tangan".
Reuters melaporkan, berdasarkan data pemerintah, ada 7.390.000 orang Indonesia menganggur pada Agustus 2013. Mereka mewakili sekitar 6,25 persen dari angkatan kerja.
Kemudian, sekitar lima juta orang dewasa muda yang terdaftar di perguruan tinggi atau lembaga yang setara menciptakan kolam besar pencari kerja ketika lulus.
Analis politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor mengatakan, kedua kandidat masih berfokus pada isu besar dan masalah umum seperti kedaulatan dan korupsi.
"Kampanye mereka untuk menarik pemuda juga cenderung simbolis. Tapi mereka menghadapi populasi kaum muda yang semakin kritis sehingga tidak mudah terpengaruh oleh metode simbolis," paparnya.