Waspadai Kerupuk Putih Mengandung Lilin dan Plastik, Kenali Karakteristiknya !



http://rimanews.com/images/bank/kerupuk%20lilin.jpg

PURWOREJO, RIMANEWS--Di sebuah warung makan sederhana di Jalan Jogja Purworejo, tempat saya kongkow pagi ini, sejumlah orang berbincang tentang isu/rumor yang ramai dibincangkan orang yakni kerupuk yang digoreng dengan minyak goreng bercampur dengan lilin. Masing-masing mempresentasikan pendapatnya ala diskusi di warung kopi, kebanyakan mereka menyatakan melihat dan tahu dari tayangan tivi, namun ada beberapa yang tahu dari internet, nah ini berkah dari kemajuan tehnologi informasi.

 


Tiba-tiba salah satu dari mereka mengambil kerupuk itu dan menyalakan dengan batang korek api, seperti yang disaksikan RIMA, kerupuk itu menyala laksana lilin. Terus terang saya cukup kaget dan terhenyak, lantas menyadari sudah berapa batang lilin yang masuk di perut saya, dan yang menjadi concern saya kenapa hingga saat ini kerupuk semacam itu masih beredar bebas di pasaran, apakah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, alangkah bahayanya bila masyarakat terus menerus mengkonsumsi makanan itu.
Terkait dengan itu ini ada masukkan, cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan minyak dicampur plastik beredar di internet. Agar tidak meresahkan, sebaiknya siapa pun yang menemukan kasus kerupuk atau makanan lain yang digoreng dengan minyak dicampur plastik segera melapor ke pihak berwenang, misalnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Informasi cara membedakan kerupuk yang digoreng dengan plastik dan yang tidak memunculkan anggapan kerupuk semacam itu benar-benar ada di pasaran. Makanan yang digoreng dengan campuran plastik tentunya memunculkan dampak negatif bagi kesehatan.
"Kalau ada informasi semacam itu sebaiknya jangan bergosip, tapi laporkanlah ke pemerintah, ke pihak yang berwenang. Kalau akses ke pemerintah susah kan ada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) atau LSM lain yang berwenang memberikan perlindungan," ujar Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MR, ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat dihubungi detikHealth, Kamis (7/2/2013).

Menurut dia, cara untuk menyelamatkan konsumen sangatlah banyak. Cara efektif adalah bukan dengan bergosip hal yang tidak jelas kebenarannya. Jika informasi itu dilaporkan ke pihak berwenang, maka akan dilakukan penelusuran dan diambil tindakan yang sesuai.
"Ini bisa membuat orang takut makan kerupuk, padahal infonya belum tentu benar. Kalau yang buat kerupuk tidak pakai plastik buat menggoreng kan kasihan. Padahal banyak industri pangan berskala kecil dan menengah," tutur Nuri.

Dia menambahkan inspeksi keamanan pangan oleh pemerintah harus benar-benar dilakukan secara intensif. Meski demikian yang harus waspada pada isu keamanan pangan bukan hanya pemerintah, tetapi juga industri dan masyarakat sendiri sebagai konsumen.
Dalam kabar yang beredar di jejaring sosial Facebook, dipublikasikan gambar api yang berkobar di salah satu sisi kerupuk putih. Gambar lainnya memperlihatkan sisi gosong kerupuk setelah dibakar.

"Inilah cara untuk memeriksa apakah gorengan dan kerupuk digoreng dengan minyak yang dicampur plastik atau Styrofoam. Kalau dibakar dengan api akan menyala seperti plastik saat dibakar dan akan hitam mengkilat seperti pada gambar. Kalau tidak dicampur plastik, maka hitamnya akan berbeda (hitam kusam, sama seperti ayam atau ikan bakar)," demikian penjelasan di bawah foto tersebut.

Terkait kabar kerupuk yang digoreng dengan menggunakan plastik, Badan Pengawas Obat dan Makanan mengklaim belum menemukannya. Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, Ratmono, mengakui kemungkinan adanya pembuat kerupuk yang curang dengan mencampurkan plastik dalam minyaknya memang ada. Tetapi diperkirakan sangat sedikit, hanya 1-2 kasus dan tidak bisa digeneralisir karena akan sangat meresahkan dan merugikan banyak pihak.
Selain plastik, bahan yang selama ini juga sering dikhawatirkan menjadi campuran minyak goreng adalah parafin atau lilin. "Yang tidak banyak diketahui masyarakat adalah bahwa beberapa jenis parafin ada yang edible (bisa dimakan). Selongsong sosis misalnya, itu biasanya termasuk parafin yang edible. Jadi jangan sampai meresahkan," jelas Ratmono.



Ini Ciri-ciri dan Karakteristik Kerupuk Itu

 
Isu yang beredar di masyarakat karena adanya kerupuk plastik (mengandung plastik) sangatlah meresahkan masyarakat, berikut kita akan berbagi tips agar kita mengetahui secara dini ciri-ciri kerupuk tersebut.
Agar terlihat menarik sampai tahan lama banyak Kerupuk yang kerap dicampuri berbagai bahan berbahaya, untuk membuatnya awet renyah. Misalnya saja plastik, yang dicampur ke dalam minyak goreng panas saat menggoreng. Atau boraks, yang dapat membuat kerupuk lebih awet.
Untuk menghindarinya, sebaiknya Anda kenali ciri-ciri kerupuk yang tak sehat dikonsumsi karena kandungan zat berbahaya seperti berikut ini:
 
1. Warna mencolok
Jika kerupuk memiliki warna merah terang atau kuning terang, maka sebaiknya Anda waspadai. Ada kemungkinan kerupuk tersebut menggunakan bahan pewarna yang bukan untuk makanan seperti Rhodamin-b. Bahan ini dapat memicu kanker sebab sifatnya karsinogenik.
 
2. Mengandung boraks dan pengawet
Pemakaian boraks pada adonan kerupuk membuat tingkat kekenyalannya tinggi. Boraks juga dipercaya membuat kerupuk makin renyah. Namun tentu bahan kimia itu tak baik bagi kesehatan.
 
3. Mengandung Plastik
Pada jejaring sosial beberapa waktu lalu ramai beredar cara membedakan kerupuk yang dibakar hingga gosong untuk membuktikan ia menggunakan plastik atau tidak. Namun menurut Ratmono, Direktur Inspeksi dan Sertifikasi Pangan Olahan BPOM, kemungkinan hanya nol koma nol sekian persen saja produsen yang menggunakan plastik saat menggoreng kerupuk.
 
4. Mengandung Lilin
Walau belum ada penelitian khusus yang menunjukkan bukti adanya penggunaan lilin untuk menggoreng kerupuk, namun isyu pada masyarakat telah beredar luas. Tak ada salahnya Anda waspada dengan jenis kerupuk yang awet renyahnya.
 
5. Kerupuk tidak akan melempem
Beberapa kerupuk yang diteliti menggunakan bahan berbahaya akan awet renyahnya dan tidak melempem, sedangkan kerupuk yang aman akan melempem dalam jangka waktu satu hari.
 

Inilah Akibatnya Bila Kita Mengkonsumsi Kerupuk Yang Mengandung Plastik:

Selain menyebabkan diare, inilah akibat lain mengkonsumsi kerupuk yang mengandung plastik.
Plastik bukan untuk dimakan tapi sebagai kemasan. Dan itu pun punya batas penggunaan. Bila masuk dan terserap di dalam tubuh akan menyebabkan gangguan hati dan gagal ginjal pada manusia karena mengandung Polyvinyl Chloride. Sama bahayanya dengan formalin atau zat berbahaya lainnya.
Efek panjang mengonsumsi plastik akan menyebabkan kanker dalam tubuh karena mengandung karsinogenik. Juga mmemicu kerusakan otak dan sistem syaraf manusia.
 
Bahan Styrine dan polystyrene yang menjadi bahan pembuat tempat makan dan minum jika bersentuhan dengan makanan yang sedang dikonsumsi akan menyebabkan kerusakan otak dan sistem syaraf pusat.
Plastik juga mampu merusak sistem hormon karena mengandung Polycarbonate. Bahan ini akan mengeluarkan bahan utamanya yakni Bisphenol A ke dalam makanan dan minuman. Di sinilah kemudian terjadi kerusakan hormon.

Parahnya, plastik dalam makanan dapat merusak garis keturunan. Bisa menyebabkan mutasi genetik juga karena kelainan di darah kita.

Disarankan, kita harus meminimalisir penggunaan plastik secara berulang-ulang. “Stereofom tidak boleh digunakan untuk kemasan makanan panas. Begitu juga dengan bungkus nasi kertas yang sebagian dilapisi plastik.
 
Dari sejumlah kajian ilmiah, plastik memiliki sifat tidak larut, tidak dapat dieksresikan melalui tinja dan urin sert menumpuk. Plastik mengandung bahan kimia berbahaya seperti dioksin, furan, bisphenol A, styren, antimoni, trioksida dan beberapa bahan pelembut.. (Wrh/RM/det)



sumber Rima News

Tidak ada komentar:

Posting Komentar