COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY BAGIAN 1

Beberapa hari yang lalu saya membaca di Merdeka online tentang model Novi Amelia yang membuat heboh  mulai dengan kasus keluar mobil hanya denga bikini sehabis tabrakan, minta diperkosa polisi dst. Dia menjalani sidang dan kali ini penampilannya lain. Berikut ini kutipan beritanya.

 Menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Novi menutup rapat auratnya. Dia tampak cantik dengan kerudung hitam, dan baju lengan panjang pink. Tutur kata dan gerak tubuhnya pun lebih terjaga.

......Kini, Novi terlihat lebih tenang. "Kata dokter, saya harus tenang, nggak boleh banyak fikiran," kata Novi dengan suara lembut.

Yang menarik bagi saya adalah potongan kalimat terakhir 'nggak boleh banyak pikiran'. Ini adalah pokok dari Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang terbukti sangat manjur untuk mengatasi macam-macam gangguan emosi atau kejiwaan. Terapi ini bisa kita terapkan sendiri, intinya adalah mengendalikan pikiran.

"You are what you think"  kata Marcus Aurelius dikutip oleh Dale Carnegie. Dia bukan satu-satunya yang mengatakan itu kalau kita menjelajah seluruh internet kita akan jumpai bahwa prinsip itu ada didalam pelbagai ajaran agama, filsafat dll, CBT tidak persis sama dengan "Positive Thinking" tetapi lebih ilmiah. Kalau anda punya masalah banyak dengan kejiwaan/emosi seperti sering marah, sedih, depresi dsb nya sebaiknya cari bahan mengenai CBT .


Berikut ini saya kutipkan satu artikel CBT yang cukup menarik oleh   Yeni Hendriani, Dra.,S.Kep.,Ners.,MNS. Kalau anda sukar mencernakan artikel ini karena terlalu "ilmiah" dapat juga  membaca artikel CBT Bagian 2 yang lebih ringan klik disini.

1. Pendahuluan

Apa itu CBT?
Sesuatu yang berkaitan dengan :
§ Badgaimana berpikir tentang diri sendiri, lingkugan sekitar dan orang lain
§ Apa yang mempengaruhi pikiran dan perasaan

CBT dapat membantu merubah cara berfikir “cognitve” dan bagaimana berperilaku “behavior”. Perubahan ini dapat membantu untuk merasa lebih baik .
Fokus pada masalah dan penyulit “ sekarang dan saat ini “here and now”. Sebagai pengganti focus penyebab stress di masa lalu, Dimana cara ini adalah jalan untuk memperbaiki pikiran saat ini.
Satu masalah terbesar dalam CBT adalah menentukan mana fikiran negative atau fikiran disfungsional yang sesuai dengan target dari intervensi kognitif.
Penentuan fikiran utama “hot thought” merupakan hal yang sangat sulit, karena klien mempunyai banyak pikiran utama. Target utama kognitif terapi adalah memngidentifikasi pikiran utama “central” dari masalah klien, contohnya : terakhir kali merasa sangat depresi/merasa sangat tertekan.

2. Prinsip Penggunaan Pendekatan CBT
CBT membantu berfikir dalam mengatasi masalah dengan cara memecahkannya ke dalam bagian-bagian yang kecil, tujuannya untuk membuat lebih mudah bagaimana melihat hubungan dan bagaimana hal tersebut mempengauhi diri seseorang.
Bagian-bagian tersebut terdiri dari :
§ Situasi
Suatu masalah, kejadian atau situasi yang sulit. Kemudian dapat dilanjutkan dengan :
§ “Thought” (pikiran )
§ “Emotion” (emosi)
§ “Physical feelling” (perasaan fisik)
§ “Action” (tindakan)

Setiap area tersebut saling mempengaruhi. Bagaimana pikiran seseorang terhadap suatu masalah dapat mempengaruhi perasaan baik secara fisik maupun emosional. Hal itu juga dapat dilakukan untuk merubah diri sendiri.
Terdapat enam komponen esensial dalam CBT, yaitu:
a. hubungan kolaboratif yang terapeutik
Ketulusan “genuine”, menghormati dan hubungan saling percaya antara perawat terapis dengan klien merupakan komponen utama dalam pencapaian tujuan terapi. Perawat dank lien bersama-sama merumuskan dan menyetujui yang berkenaan dengan tnggung jawab dalam melakukan proses perubahan.

b. Formulasi kasus kognitif
Membuat profil diagnosis, konseptual masalah klien, perkiraan asset klien untuk terapi, memberikan berbagai strategi pengobatan yang ditujukan pada masalah klien. Juga memngidentifikasi alas an yang mungkin menyebabkan kegagalan terhadap keresponsipan klien serta eksplorasi dimensi kunci keresistenan dalam pengobatan atau terapi awal .

c. Strukturisasi
Pendekatan CBT dalam proses merubah didasarkan pada pendekatan structural. Struktur merupakan esensi dalam perkembangan hubungan yag terapeutik dan memberikan arahan dan berfokus pada keduanya, yaitu perawat dan klien. Struktur sesi CBT terdiri dari lima elemen penting :
1. setting agenda
2. identifikasi dab sepakati masalah yang terjadi
3. umpan balik yang periodic
4. pemberian pekerjaan ruah (“homework assignment”)
5. kesimpulan

d. Sosialisasi kepada klien mengenai model kognitif
Ajari metoda ABC akan membantu kejelasan dari konsepsi yang salah terhadap penyebab masalah serta mengerti bahwa pikiran, emosi dan perilaku saling mempengaruhi. Pemahaman tersebut akan memberikan harapan “instill hope”tentang kemungkinan untuk berubah, motivasi terhadap tanggung jawab atas atas kesembuhan klien, serta mendorong mereka untuk bekerjasama dengan perawat dalam proses berubah.

e. CBT
Berbagai teknik dapat diterapkan berhubungan dengan CBT teknik, seperti pertanyaan sokratik, lembar kerja core-belief, imagery, cost-benefit analysis, continuum core belief logs,percobaan perilaku atau survey.

f. Normalisasi
Proses reintegrasi klien dengan asyarakat. Terdaat 2 elemen penting, yaitu :
1. Destigmatisasi : identifikasi dan diskusikan arti negative yang klien miliki tentang pelabelan gangguan jiwa
2. Restoring Positive experience : membantu klien mengganti dari menghabiskan waktu yang banyak terhadap perasaan khawatir atau merasa tidak mampu terhadap masalah yang dihadapi menjadi memiliki gambaran yang realistis mengenai pentingnya pencapaian perasaan seimbang dan proposional dalam kehidupan.

3. Indikasi Klien
§ Kecemasan
§ Depresi
§ Panic
§ Agoraphobia dan phobia lainnya
§ Social phobia
§ Bulimia
§ Gangguan obsesif compulsive
§ Post traumatic stress disorder
§ Schizophrenia

4. Pengajaran ABCs
Kognitif terapi difokuskan pada fikiran, emosi, perilaku dan lingkungan juga aspek penting.
Langkah pertama pada kogniif terapi adalah mengajarkan klien pentingnya pikiran. Terapis harus menunjukan belief, filosofi dan skematik klien yang dapat menyebabkan kekuatan pada emosi dan perilaku, serta menghambat atau menurunkan emosi yang negative. Klien harus diubah keyakinannya. Hal ini bukan merupakan suatu proses penyebab; terapis perlu menggunakan metoda sistemik untuk menjelaskan prinsip-prinsinya.
Sebelum klien dapat memnggunakan teknik kognitif yang efektif, klien harus diyakinkan bahwa keyakinannya berhubungan dengan masalah-masalahnya. Diawali dengan anjuran agar klien jangan banyak berfikir. Karena klien akan menyalahkan keturunan, pola asuh yang salah dari orang tua, pengalaman masa kanak-kanak yang traumatic, ketidakberuntungan, marah kepada orang lain, sakit yang terbentuk karena pebedaan pandangan masyarakat.

5. Metoda
Ajarkan formula dasar : A B C
Gambarkan rumus dibawah ini kepada klien

A ==> B ==> C

A : Satu situasi dimana yang menyebabkan suatu kejadian yang tidak mengenakan, pencetusnya bias dari lingkungan atau suatu stimulus apapun yang mmengawali seluruh proses reaksi, contohnya : Nina melihat dirinya di cermin
B : Kognisi, keyakinan dan sikap, contohnya : Nina berfikir bahwa dirinya gemuk.
C : baik emosi atau perilaku seseorang. C merupakan konsekuensi dari A, dimana mereka merefleksikn dalam perasaan dan pikirannya, contohnya : Nina mejadi depresi.

 Oleh : Yeni Hendriani, Dra.,S.Kep.,Ners.,MNS

Read more on :
 http://pshyciatricnursing.blogspot.ca/2008/04/cognitive-behavior-therapy-cbt.html









Tidak ada komentar:

Posting Komentar