Ketahui Gejala dan Pencegahan Kurang Gizi Pada Anak Kost


By Klinik Sehati
        
Ada dua macam kesalahan gizi (mal nutirisi) yang biasa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Dari dua kondisi ini, yang lebih
kekurangan gizi kelebihan gizi
Kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
banyak dipersoalkan dan yang akan kita bahas dalam artikel kali ini adalah kondisi kekurangan gizi yang biasanya akan menyebabkan penampilan tubuh jadi jadi kurus dan lemah tak bertanaga.
Kekurangan gizi bisa menyebabkan janin dan bayi sampai berusia 1 tahun mengalami gangguan pertumbuhan otak sehingga jumlah sel otak menjadi tidak normal. Akibatnya akan menganggu kecerdasan serta gangguan perilaku sosial. Sedangkan manifestasi kekurangan gizi pada orang dewasa, seringkali menyebabkan turunnya kemampuan tingkat produktivitas kerja.
Penyebab kurang gizi
Pada umumnya kekurangan gizi – yang juga bisa disebut Malnutrisi-Energi-Protein ( MEP) – terjadi akibat kekurangan protein dan kalori, yang kadang-kadang disertai kekurangan vitamin dan mineral. Hal ini bisa dapat disebabkan karena kurangnya asupan makanan akibat gangguan penyerapan usus, penyakit kronik tertentu atau bisa juga disebabkan oleh sakit maag dan intoleransi laktosa.
Selain hal-hal tersebut, MEP juga dapat terjadi akibat gangguan metabolisme bawaan  yakni gangguan metabolisme nutrient yang disebabkan kurang atau tidak adanya enzim yang diperlukan untuk metabolisme tersebut. Disamping hal tersebut di atas, ketidak tahuan orang tua terhadap komposisi gizi sempurna.
Komposisi gizi disebut sempurna apabila dalam makanan terkandung cukup bahan gizi (nutrient) yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air. Protein merupakan sumber zat pembangun sel tubuh serta berfungsi mengganti sel-sel tersebut apabila rusak. Sumber protein yang baik adalah daging,ikan, telur, tahu, tempe dan susu.
Karbohidrat dan lemak merupakan makan sumber tenaga dan kalori. Karbohidrat terdapat pada padi-padian (beras, gandum) dan umbi-umbian (kentang, ubi jalar, singkong). Lemak merupakan sumber kalori yang tinggi dan terdapat di dalam makanan dalam bentuk minyak, mentega atau margarine.
Gejala kurang gizi
Gejala MEP bervarisi, mulai derjat ringan sampai berat. MEP ringan ditandai dengan
Kekurangan gizi yang parah didaerah NTB
pertumbuhan tubuh yang kurang sesuai dibanding umurnya. Anak dengan kondisi ini  tampak lebih kecil dan kurus dibanding anak seusianya dan kelihatan kurang bergairah. Anak mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya tidak baik. Seringnya anak didera penyakit ini mengakibatkan ia akhirnya mengalami MEP berat.
Berdasarkan atas gejalanya, MEP berat dapat dibedakan menjadi tiga tipe.
  1. Tipe kwashiorkor;  ditandai dengan tejadinya pembengkakan mulai dari kaki hingga bisa menular ke seluruh tubuh, wajah tampak sayu dan bulat membengkak, terutama pipi, rambut jadi tipis dan mudah dicabut tanpa rasa sakit, perut agak buncit karena terjadi pembesaran hati dan gangguan pencernaan dan kulit bercak berwarna coklat, mengelupas, dikelilingi area kemerahan, dan basah.
  2. Tipe marasmus;  gejala yang paling mencolok adalah penampilan anak tampak kurus tinggal kulit pembalut tulang, karena hilangnya jaringan lemak di bawah kulit. Berlainan dengan kwarshiorkor, pada marasmus umumnya rambut masih hitam dan tampak lebat. Wajah kelihata tua, kuyu, sinar mata sayu, perut cekung, namun jarang ada pembesaran hati.
  3. Tipe merasmik-kwarshiorkor;  sesuai dengan namanya terdapat gejala campuran antara keduanya.
Pada umunya semua MEP berat, seringkali diikuti dengan terjadinya diare. Ini terjadi karena gangguan pencernaan sebagai akibat kurangya enzim pencernaan dan paling sering terjadi adalah intoleransi laktosa. Disamping gejala spesifik tersebut, umumnya MEP berat disertai kekurangan nutrient lain dan yang sering adalah kekurangan vitamin A, B12 dan zat besi.
Mencegah kekurangan gizi
Untuk mencegah terjadinya MEP sejak masa kahamilan diperlukan makanan yang baik dan kaya akan gizi. Demikian juga bagi bayi baru lahir dan bagi ibu menyusui. Sedangkan pada masa pertumbuhan anak, perlu diperhatikan kembali faktor pengaturan makannya. Mungkin saja, hidangan yang disajikan tidak sesuai denga selera anak,  akibatnya bisa terjadi penolakan dari anak yang menyebakan MEP.
Cukup gizi membuat cantik berseri
Disamping pengaturan makanan, untuk mencegah terjadinya MEP, adalah dengan mencegah terjadinya infeksi saluran cerna dengan pemberian imunisasi. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kebersihan dan faktor lingkungan untuk mencegah penyakit.
Anak dengan MEP ringan perlu mendapat perhatian yang lebih serius agar tidak berada dalam keadaan MEP berat. Anak-anak tersebut perlu dievalusi apakah terdapat penyebab non-gizi (misal diare atau infeksi). Bila ada, maka hal tersebut perlu ditanggulangi secara memadai, tanpa melupakan upaya peningkatan gizinya.

Pada anak yang mengalami gangguan nafsu makan, terutama dibawah usia 2 tahun dapat diberikan vitamin dan obat perangsang nafsu makan. Namun pemberian ini harus dilakukan dengan hati-hati, dan tidak dianjurkan pada anak di bawah 1 tahun. Sedangkan anak yang sudah dalam keadaan MEP berat, harus dirawat di rumah sakit. (et/kia)

           Sumber :
  Ketahui Gejala dan Pencegahan Kurang Gizi Pada Anak-anak | kliniksehati.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar