Eko Prasetyowww.kompasiana.com/prasetyo_pirates
Tjatatan Must Prast
Klub Baca Buku IGI
Hingga Januari 2015, penggemar wedang kopi ini baru menulis 30 buku. Kini ia melanjutkan sekolah di Pascasarjana Unitomo Surabaya. Alasan utamanya kuliah S-2 adalah menghindari omelan istri.
Lihatlah para mahasiswa yang mengantri ini. Bukan untuk membayar SPP atau memasuki gedung seminar. Mereka menunggu untuk masuk ke ruang belajar dan perpustakaan. Sebagai persiapan agar bisa menyelesaikan Ujian Akhir Semester (UAS) dengan sukses. Lokasinya berada di University of Finance and Economics in Nanjing, Jiangsu, China, 8 Januari 2015.
Tak heran kalau bangsa ini memiliki kemajuan yang pesat, khususnya di bidang ekonomi. Pernahkah Indonesia memiliki antrian mahasiswa sepanjang ini untuk masuk ke dalam perpustakaan?.
Kini saya mafhum saat Dahlan Iskan memprediksi bahwa Tiongkok akan menggeser dominasi Amerika Serikat dalam waktu 15 tahun. Hal ini disampaikan mantan menteri BUMN tersebut pada tahun 2005 di kolom Jawa Pos. ”Paling cepat di tahun 2020 Tiongkok bisa menguasai ekonomi dunia,” tutur Dahlan saat itu.
Dalam kunjungan ke Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya, beberapa waktu lalu, saya mengingatkan beberapa rekan bahwa industri militer Tiongkok terus menggeliat. Di bidang militer, Tiongkok terlihat sangat gencar melakukan modernisasi besar-besaran.
Sejak tahun 1999, Tiongkok memang melakukan restrukturisasi industri pertahanan. Dari kacamata ekonomi, Amerika Serikat pantas cemas. Pasalnya, produk militer buatan Tiongkok lebih murah dan dianggap bisa bersaing di pasar dunia.
Untuk produk pesawat tempur, misalnya, Tiongkok mampu membuat Chengdu J-20 Black Eagle yang purwarupanya mirip Lockheed Martin F-22 Raptor bikinan negara adidaya Amerika Serikat. Berapa biayanya? Jika harga F-22 Raptor bisa mencapai USD 150 juta, J-20 Black Eagle buatan Tiongkok yang operasionalnya disiapkan mulai tahun 2017-2019 ”hanya” dipatok USD 75 juta–USD 80 juta.
Tiongkok juga mempersiapkan ”tiruan” F-35 Lightning II dengan nama Chengdu J-31 Falcon Eagle. Jangan lupa juga bahwa pada 25 September 2012 silam Tiongkok mengoperasikan kapal induk pertamanya, CV-16 Liaoning. Ini membuktikan keseriusan Tiongkok untuk menjadikan AL-nya (People’s Liberation Army Navy/PLAN) punya kemampuan tempur hingga ke luar negara.
Alhasil, Amerika dibikin khawatir. Modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) PLAN dimulai awal 1990-an dengan pembuatan kapal-kapal modern. Sasaran modernisasi PLAN memang di antaranya mengamankan posisi Tiongkok dalam krisis Selat Taiwan serta mengamankan teritorial Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Modernisasi PLAN tersebut juga bertujuan mengatur aktivitas di Zona Ekonomi Eksklusif 200 mil dari penyusupan armada asing, menggantikan peran AS di Pasifik Barat, serta menjadikan Tiongkok sebagai pemimpin Asia bahkan dunia.
Produk-produk militer Tiongkok diprediksi bakal mampu dilirik banyak negara, terutama di Asia, lantaran jauh lebih murah jika dibandingkan dengan produk militer buatan Amerika.
Tiongkok benar-benar siap menjadi negara adidaya baru. Sebab, laju ekonomi di negara tersebut rata-rata di atas tujuh persen. Tahun 2010 Standard Chartered Bank bahkan menurunkan hasil risetnya yang menyebutkan bahwa pada 2030 kekuatan Tiongkok mampu menggeser dominasi Amerika di peringkat kedua.
Kemajuan Tiongkok saat ini diyakini tidak terlepas dari budaya literasinya yang kuat. Priyo Sularso dari Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) sebagaimana dikutip dari situs gpmb.pnri.go.id menyebut bahwa kuatnya budaya literasi di Tiongkok tidak terlepas dari semangat untuk melestarikan ajaran dan budaya leluhur. ”Tidak heran jika ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat di sana,” tegas Priyo.
Tiongkok diakui memiliki budaya dan ilmu pengetahuan tertua di dunia. Penemuan arkeologi dan antropologi membuktikan bahwa wilayah Tiongkok telah didiami manusia purba sejak 1,7 juta tahun yang lampau. Sejarah tertulis Tiongkok ditemukan pada Dinasti Shang (1750-1045 SM). Cangkang kura-kura dengan aksara Tiongkok kuno ditemukan berasal dari Dinasti Shang dan memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM.
Sastra dan filsafat Tiongkok berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045-256 SM). Dinasti Zhou merupakan dinasti terlama yang berkuasa dan pada zaman inilah aksara Tionghoa modern mulai berkembang. Sastra Tiongkok pun banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan sastra dunia karena dibawa oleh para saudagar atau pedagang Tiongkok. Kedisiplinan dan semangat menjaga warisan ajaran leluhur itu pula yang ikut memengaruhi kuatnya budaya literasi di masyarakat Tiongkok.
Bangsa Tiongkok menjadi besar dan maju karena salah satunya adalah budaya literasi yang tinggi. Tidak heran jika ada anjuran yang menyebutkan bahwa ”Belajarnya hingga ke negeri Cina.”
Sidoarjo, 1 Maret 2015
SUMBER :
http://www.kompasiana.com/prasetyo_pirates
http://medan.tribunnews.com/2015/01/12/lihat-foto-ini-jangan-heran-kalau-warga-china-bisa-sukses-di-ekonomi
http://en.rocketnews24.com/2015/01/13/youll-never-guess-what-these-chinese-students-are-lining-up-for/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar