Sekembalinya dari Indonesia, Kartika kembali disibukkan dengan aktivitasnya memimpin Yayasan Kartika Sukarno. Gen energik dan tangkas yang diturunkan dari ibunya memberikan bantuan besar untuk tugasnya mengkoordinir usaha amal di bidang pendidikan dasar, kebudayaan dan kesejahteraan ibu-anak. Dari kantor pusat yayasan ini di Amsterdam, Kartika acap bolak-balik ke berbagai sekolah di Indonesia, mendistribusikan bantuan demi pendidikan yang lebih baik.
Sama seperti selebritis di mana pun, peristiwa penting bernama pernikahan yang digelar
oleh seorang pesohor pasti menjadi sorotan penting media massa dan publik. Tapi,
sorotan itu malah dianggap mengganggu, tentu bisa dipahami mengapa ada orang terkenal yang malah menyembunyikan perkawinannya. Tanpa banyak yang tahu, Kartika menikah di Hotel Intercontinental Amstel, Amsterdam tanggal 2 Desember 2005. Tak jauh berbeda dengan ibunya, Kartika pinter dalam memilih pendamping hidup. Suaminya adalah Frits Frederik Seegers, Presiden Citibank Eropa asal Belanda. Ayah Seegers juga bukan orang sembarangan, karena posisinya ialah CEO raksasa elektronik Negeri Kincir Angin, Philips.Kalangan media menilai, pernikahan itu seolah-olah disembunyikan dari publik, padahal banyak orang tahu tentang reputasi ibu Kartika.
Megawati menandatangani sebagai saksi
Hanya keluarga dekat dan sahabat yang boleh hadir. Dalam pernikahan tersebut tampak kakak tiri Kartika yang juga pernah menjabat sebagai Presiden RI, Megawati Sukarnoputri. Diberitakan pula, para tokoh penting dari berbagai negara juga turut hadir memberikan selamat. Menurut majalah terbitan Belanda, Prive, edisi 7 Desember 2005, menyebut salah bahwa Kartika sebagai “Putri Megawati”. Gaun rancangan desainer mode ternama, Prada menjadi pilihan Kartika. Dilihat dari dekorasi, gaun pengantin, tamu yang datang serta tamu yang diundang, terlihat bahwa pesta pernikahan ini berlangsung dengan nuansa internasional. Tapi, Kartika tidak lupa dengan darah Indonesia yang mengalir dalam tubuhnya. Salah satu sesi acara pernikahan mewahnya diisi oleh penampilan tari tradisional Jawa. Saksi yang tidak bisa diabaikan kehadirannya dalam pesta pernikahan itu adalah penulis biografi ayah Kartika, Cindy Adams.
Menurut keterangan Cindy, acara itu dihadiri oleh tamu-tamu dari berbagai negara. Bahkan, bahasa Inggris menjadi bahasa keempat yang dipakai dalam resepsi. Kebanyakan tamu malah berasal dari Indonesia, Jepang, Prancis, Swiss, Amerika
Serikat, Inggris,Scandinavia, German, Brasil, dan Italia. Mengapa Prancis?? Karena Kartika dibesarkan di Montaigne Avenue, Paris. Sementara itu, Swiss adalah negara tempat Kartika bersekolah. New York sendiri merupakan tempat tinggalnya, dan London tak lain tempat pasangan pengantin itu menetap. Tamu-tamu dari berbagai kebangsaan itu jelas menunjukkan luas dan beragamnya pergaulan global Kartika dan ibunya. Begitulah Kartika yang meskipun sudah berpisah dengan ibunya, tapi masih mengikat hubungan yang akrab. Dalam artikelnya di New York Society Literati, Cindy Adams menulis, 60 tahun lalu tidak akan ada yang mengira hal ini terjadi. ” Almarhum Sukarno pasti tidak menyangka akan memiliki cucu dari bekas penjajah negerinya, Belanda,” (IM)
Kartika muda bersama ibu
This post was submitted by Charlie Chen - Indonesia Media.
Sumber :
KARTIKA SARI DEWI – Bagian ke-3 Tamat | Indonesia Media Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar