SBY: Pemikiran Saya dan Jokowi Klop Rabu,

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/05/14/1813362KoalisiCapres021400063248-preview780x390.jpg


27 Agustus 2014 | 22:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa ada kecocokan pemikiran dengan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan SBY dalam konferensi pers bersama Jokowi seusai pertemuan empat mata di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014) malam.
"Pemikiran saya dan Pak Jokowi klop. Kami ingin melaksanakan transisi dengan sebaik-baiknya," kata SBY.




SBY mengatakan, pertemuannya dengan Jokowi membahas beragam hal, di antaranya tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 dan APBN Perubahan 2014. Pertemuan yang berlangsung selama dua jam ini, kata SBY, tidak membahas hal-hal teknis. "Karena forum ini bukan forum negosiasi, kami mengikuti sistem dan tatanan yang berlaku," ujarnya. 


Menurut SBY, proses transisi ini penting bagi keberhasilan pemerintahan yang akan datang. SBY menegaskan, ia memiliki komitmen dan kewajiban moral untuk membantu Jokowi yang akan melanjutkan tampuk kepemimpinan.
"Pertemuan tadi keperluan untuk komunikasi berlanjut. Ini tradisi yang harus kita letakkan yang akan membawa kebaikan bagi bangsa kita," kata SBY.
Pertemuan SBY dan Jokowi berlangsung sejak pukul 21.00 WIT, mundur satu jam dari jadwal semula, pukul 20.00 WIT.

Sepakat Bentuk Transisi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden terpilih Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup empat mata. Dalam pertemuan itu, kedua pihak sepakat membentuk transisi pemerintahan.
"Dengan telah dibukanya pintu konsultasi, maka sekali lagi Tim Transisi Pak Jokowi sudah dapat berkomunikasi secara resmi dengan jajaran pemerintahan yang akan saya tugasi untuk jalin komunikasi itu," kata Presiden SBY dalam konferensi pers bersama Jokowi di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014).
Kepala Negara menjelaskan, pertemuan empat mata yang dilakukan tertutup itu membahas persoalan kenegaraan.



"Telah kami bicarakan secara konstruktif hal-hal penting yang berkaitan dengan agenda kenegaraan dan pemerintahan, utamanya akhir 2014 dan awal 2015," lanjut SBY.
Tak hanya itu, SBY juga memberi porsi dalam pembicaraan tentang APBNP 2014 dan RAPBN 2014.




"Kami juga bicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan dan hal-hal yang telah ditetapkan pemerintah, termasuk RAPBN 2015 dan juga APBNP 2014 ini," ucap SBY.
Karena itu, SBY menjanjikan akan ada pertemuan lanjutan untuk membahas proses transisi pemerintahan. SBY juga sudah membuka pintu komunikasi antara kementeriannya dengan Tim Transisi Jokowi.

"Kami bersepakat, apa yang kami bicarakan malam ini lebih lanjut nanti akan ditindak lanjuti, lebih teknis antara Tim Transisi Pak jokowi dengan jajaran pemerintahan yang ada sekarang ini," tukas SBY
.
Kompak Tak Singgung  BBM
Setelah sebelumnya wacana pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) diramaikan dengan agenda pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM), nyatanya dalam jumpa pers kedua tokoh itu di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014) malam ini isu kenaikan harga BBM sama sekali tidak disinggung. Presiden SBY dan Jokowi kompak tak sekali pun menyebut kata “BBM”.
 
Presiden SBY mengaku pertemuannya dengan Jokowi membahas RAPBN 2015 dan APBN-P 2014. Namun, tidak ada penjelasan lebih spesifik terkait pokok-pokok pembicaran dalam RAPBN 2015 itu.
“Kami juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan dan program-program pemerintah yang tengah dijalankan, termasuk RAPBN 2015, dan juga APBN Perubahan 2014 ini,” ujar Presiden SBY dalam jumpa pers bersama dengan Jokowi di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014).
 
Presiden dan juga Jokowi sama-sama tidak menjabarkan lebih lanjut soal RAPBN 2015 ini. Jokowi hanya mengakui pembicaraan selama dua jam tadi sudah sangat detil, namun belum sampai pada hal-hal teknis. Hal-hal teknis, lanjutnya, baru akan dibahas dalam komunikasi antara tim transisi dan kementerian. SBY pun menyatakan hal senada.
 
“Kami tidak bahas secara teknis karena pertemuan malam ini bukan forum negosiasi. Kami mengikuti sistem, tatanan, dan mekanisme yang berlaku. Alhamdulilah, pikiran saya dan pikiran pak Jokowi klop, bahwa kami betul-betul ingin melaksanakan transisi dengan sebaik-baiknya,” ujar Ketua Umum Partai Demokrat itu.
 
Sebelum pertemuan kedua tokoh ini bertemu, Jokowi sempat mengutarakan niatnya untuk menyampaikan pendapat terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jokowi bahkan sudah berkonsultasi dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Jokowi menilai subsidi BBM yang ada dalam RAPBN 2015 bentukan pemerintahan SBY cukup memberatkan. Sehingga, dia meminta agar subsidi BBM ditekan.
 
Apabila dana subsidi ditekan, maka salah satu alternatifnya adalah menaikkan harga BBM. Wakil presiden terpilih, Jusuf Kalla pun angkat bicara soal kemungkinan pemerintahannya bersama Jokowi nanti menaikkan harga BBM. JK justru berharap peningkatan harga BBM subsidi dilakukan pada masa pemerintahan SBY.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar