M Sanusi, M Taufik, OTT KPK, Prabowo, Thamrin City

https://sanusi70.files.wordpress.com/2008/11/design02a.jpg?w=300&h=125
Kollaborasi antara si Engkong, warga Betawi tiga jaman dan si Entong seorang cukong (cucu engkong) yang kuliah di fakultas ekonomi jurusan Blok M - Grogol.
http://kriminalitas.com/wp-content/uploads/2016/04/sanusi1-1.jpg
Tertangkapnya M Sanusi dalam OTT KPK  menarik perhatian Engkong bukan karena masalah Pilgub DKI 2017, tapi karena setelah membaca berita disana-sini terasa ada yang enggak “nyambung”. Walaupun sudah agak pikun tapi si Engkong masih bisa merasakan kejanggalan ini.    Beberapa jam setelah tertangkap terlihat berita ini di TribunNews :
……Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman, mengakui kehidupan mewah tertangkap KPK M Sanusi  karena memang memiliki harta kekayaan yang cukup banyak  ,
"Dia memang kaya, wajar dia kaya, kan pengusaha, dia yang punya Thamrin City, punya juga mal-mal di luar Jawa," kata Prabowo ditemui di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (1/4).
 Kemudian kakaknya menambahkan.

……Taufik kakak Sanusi meyakini adiknya itu tidak mungkin melakukan itu karena terkesan uang segitu kecil dibanding kekayaannya ."Saya enggak yakin dia melakukan itu. Dia pengusaha. Dia pengusaha properti. Thamrin City lah (contohnya, -red) duitnya kayak gimana (maksudnya , pasti bejibun)?" ucap Taufik.
 
Penelusuran dengan mbah Google menemukan fakta bahwa Thamrin City :
…………….     dibangun pada lahan seluas 13.6 Ha yang berada tepat di jantung Kota Jakarta  Dengan luas bangunan lebih dari 550.000 m2, Thamrin City terdiri      :
1. 9 lantai Pusat Perdagangan dan Perkantoran
Berada di lantai Dasar 1, lantai Dasar, lantai 1 – 7
2. Lahan Parkir yang luas dan tertata rapi
Berada di lantai dasar 1, lantai dasar, lantai 3A, 5, 6, 7, 8 
Dari weblog Sanusi didapat informasi berikut a.l.
Nama : Ir. H. Mohamad Sanusi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Juli 1970
Alamat : Jalan Kayu Jati, Kampung Ambon, Jakarta Timur
Pendidikan :
Fak.Teknik Sipil Institut Sains & Teknik Nasional Jakarta (1995)
SMA Negeri 15 Jakarta (1989)
SMP Negeri 95 Jakarta (1986)
SD Negeri Sungai Bambu Jakarta (1983)
Pekerjaan : Direktur Marketing Citicon Mitra Tanah Abang (2004-2006), Direktur Utama Citicon Mitra Bukit Tinggi (2006-sekarang), Komisaris Citicon Media Land (2005 – 2007), Direktur Utama Bumi Raya Properti (2008-sekarang).
 
Dari biodatanya diatas kelihatan bahwa dia bukan melewatkan masa kecil dan mudanya dilingkungan elite. Bukan bersekolah seperti di daerah Menteng atau Kebayoran Baru.   Tidak seperti mantan gubernur Fauzi Bowo yang sekolah di Kanisius College, lalu kuliah di Jerman.

Tambahan lagi kakaknya si Taufik pernah kena kasus korupsi di KPUD Jakarta  dan divonis 18 bulan penjara pada tahun 2004 untuk kerugian negara  Rp488 juta ,  tapi menurut ICW  puluhan M. Jadi dari hal ini juga terlihat bahwa keduanya bukan dari keluarga yang mewarisi harta ratusan M atau Trilyunan. 
 
Kalau benar Sanusi demikian kayanya kemungkinan besar bukan dari warisan orang-tuanya, tapi dari hasil usahanya sendiri. Sekarang coba kita menebak-nebak nilai harta-kekayaannya cukup dari yang terlihat di Thamrin City. Tidak usah dulu mall-mall yang diluar pulau Jawa. 
 
Bayangkan berapa nilai Thamrin City , luas lahan 13,6 ha harga tanah ditengah kota Jakarta Rp100-150juta/m2. Kita ambil nilai terendah, walaupun sebenarnya letaknya super strategis dekat Bunderan HI. Nilai tanah =13,6 X 10.000 m2 X 100juta=13,6 Trilyun. Belum terhitung nilai bangunan.NIlai bangunan 550.000 m2 XRp15juta/m2 = 8,25 T Jadi kira-kira nilai Thamrin City 22T rupiah.

Selingan balada Slank :
Aku gak mau warisanmu
Aku gak mau kekayaanmu
Yang ku mau rasa sayangmu
Sesayang aku padamu

Reff:
Hidup sederhana
Gak punya apa-apa tapi banyak cinta

Hidup bermewah-mewahan
Punya segalanya tapi sengsara
Seperti para koruptor 2
x


Kalau Sanusi punya Thamrin City yang dibuka tahun 2010 pada saat dia berumur 40 tahun, berarti dia pengusaha yang sangat cepat sekelas Chairul Tanjung. Belum  lagi dikatakan dia punya mall-mall diluar P. Jawa mengapa dia cari penyakit sembunyi2 meminta  Rp2.2 M kepada PT APLN. Memang itu besar bagi rakyat biasa seperti si Engkong dan si Entong yang tiap hari naik-turun bis, lumayan tuh buat beli mobil LCGC Datsun Go 20 biji. Kalau punya duit segitu Si Entong bisa pergi kuliah naik mobil  dan dijamin sebentar lagi laris manis dan enggak jomblo . 
 
Tapi untuk pemilik Thamrin City  yang nilainya Rp 22T , uang RP 2,2 M itu seperti recehan. Jadi tanda-tanya kenapa Sanusi sebegitu “bodoh” mengambil resiko yang bisa menghancurkan reputasinya untuk sejumlah uang yang tidak sebanding dengan harta kekayaannya.
 
Kemudian kalau kita melihat website Thamrin City atau Agung Podomoro terlihat bahwa mall atau super-block tersebut masuk dalam Agung Podomoro Group. Sampai disini tambah pusing dan bingung kita menghubung-hubungkan Sanusi/Citicon, Thamrin City dan Agung Podomoro.

 Kalau Sanusi pemilik Thamrin City dan itu masuk Agung Podomoro Group, tentu hubungan dia dengan pemegang saham lainnya dekat sekali sehingga mudah bagi dia meminta fee, tidak usah pakai uang tunai segepok dan diserah-terimakan di mall tapi cukup membuat akte penambahan saham saja, supaya tidak terlacak KPK  dan OJK.
 
Rupanya teka-teki yang menclok di kepala si Engkong sama si Entong mungkin terpikir juga oleh pembaca lain dan juga para wartawan. Eh hari ini 5/4/2016, muncul berita dengan judul “Thamrin City Bukan Milik Sanusi”  nih kutipannya :
…..Thamrin City adalah properti yang dimiliki dan dikembangkan PT Jakarta Realty, perusahaan kolaborasi bentukan BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo dan Agung Podomoro Group yang merupakan induk usaha dari PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN).
Sanusi hanyalah tenaga pemasar yang digunakan jasanya untuk memasarkan unit-unit strata title pusat perdagangan dan unit-unit apartemen yang ada di Thamrin City.
Saat menjadi tenaga pemasar itu, posisi profesional Sanusi addalah sebagai Direktur Marketing PT Citicon Mitra Tanahabang. Perusahaan ini digandeng PT Jakarta Realty sebagai mitra pemasar Thamrin City.
………., bisa jadi yang bersangkutan memang "memiliki" Thamrin City sebagaimana dimaksud kakaknya, M Taufik.
Namun dia hanya memiliki unit-unit strata baik kios maupun apartemen. Bukan pemilik dalam arti mengembangkan dan memiliki seluruh kawasan multifungsi ini.

  Untung ada berita terakhir ini, jadi terjawablah teka-teki M Sanusi. Gara-gara ocehan Mr Prabowo Soenirman (bukan Subianto) and Mr Taufik sidang pembaca yang teliti jadi bingung berhari-hari. Terimakasih Kompas.com

Ini Disinformasi atau Misinformasi ?

 Definisi :

 Disinformation is intentionally false or inaccurate information that is spread deliberately.[1] It is an act of deception and false statements to convince someone of untruth. Disinformation should not be confused with misinformation, information that is unintentionally false. Wikipedia
 
  
 
sumber :
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/04/01/prabowo-soal-sanusi-wajar-dia-kaya-dia-yang-punya-thamrin-city
http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/04/01/mohamad-taufik-sanusi-pengusaha-properti-thamrin-city-contohnya-duitnya-kayak-gimana?page=2
http://mallthamrincity.blogspot.ca/
https://sanusi70.wordpress.com/about/
http://news.detik.com/berita/2658421/ini-sosok-ketua-dpd-dki-gerindra-muhammad-taufik-yang-dilaporkan-kpu-ke-polri
http://www.antikorupsi.org/id/content/ketua-kpud-dki-m-taufik-tersangka-kasus-korupsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar