Senin, 18 April 2016 15:32 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengutip laporan hasil penelitiannya, ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, menyatakan, peluang Indonesia tampil menjadi negara berpendapatan tinggi sangat kecil di masa datang.
Bahkan menurutnya, peluang tersebut hanya sekitar 3 persen.
Adapun peluang Indonesia untuk terperangkap dalam pendapatan rendah sangat besar, yakni mencapai 80 persen.
Dalam sebuah studinya bertajuk 'Mengelak dari Jebakan Penghasilan Menengah di Indonesia: Analisa Risiko, Pemecahan Masalah dan Karakteristik Nasional', Faisal menjelaskan. peluang Indonesia untuk menjadi negara pendapatan menengah hanya 16 persen.
"Kinerja ekonomi Indonesia juga sangat sensitif terhadap krisis yang bersifat eksternal dan memerlukan waktu yang lama untuk kembali pulih. Padahal perekonomian Indonesia dibandingkan tahun 1960 relatif semakin agak tertutup perekonomiannya jika diukur dari peran ekspor barang terhadap Produk Domestik Bruto secara Paritas Daya Beli," kata Faisal Basri dalam diskusi di Unika Atma Jaya, Senin (18/4/2016).
Faisal menyebut, struktur ekspor Indonesia saat ini masih belum memperlihatkan perbaikan dalam meningkatkan peran dari ekspor berbasis teknologi tinggi. Nilai kontribusinya dalam ekspor juga sangat rendah dan semakin menurun.
Adapun kinerja sektor manufaktur juga lemah. Sementara itu, sumber daya manusia Indonesia amat lemah terutama dalam kualitas.
Lemahnya kemampuan kognitif pelajar Indonesia harus segera diperbaiki agar transformasi perekonomian Indonesia mampu bergerak mulus dari ketergantungan kepada industri berbasis upah murah menuju basis produksi dengan keahlian lebih tinggi.
"Untuk menghindar dari perangkap pendapatan rendah dan menengah, solusinya hanya melalui penguatan sektor industri. Untuk itu, peran kepemimpinan nasional dalam hal ini Presiden sangat vital dan sangat menentukan. Nawacita harus digunakan untuk menyukseskan kebijakan industri," jelas Faisal.
Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar