Senin, 27 Oktober 2014 | 01:43 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan Kabinet Kerja, Minggu (26/10/2014) petang. Kabinet ini tak menjadi yang terbanyak memberi alokasi kursi untuk kalangan profesional, tetapi memberikan kursi paling banyak untuk perempuan sepanjang sejarah kabinet, setidaknya setelah reformasi.
Dari 34 menteri, Jokowi-JK menyerahkan 8 kementerian kepada perempuan. Mereka adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti; Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi; Menteri Badan Usaha Milik Negara, Rini M Soemarno; dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Empat perempuan lain di kabinet adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani; Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise; dan Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Setidaknya selepas reformasi, jumlah perempuan di kabinet paling banyak 4 orang. Dua kali kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan empat kursi untuk perempuan, dari jumlah menteri yang sama dengan Kabinet Kerja Jokowi-JK. Kabinet Indonesia Bersatu II diwarnai reshuffle di tengah jalan yang menggeser menteri perempuan dan juga salah satu menteri perempuannya meninggal.
Pada Kabinet Indonesia Bersatu II, menteri perempuan adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati--yang hanya menjabat sampai 2010-- dan penggantinya adalah lelaki; serta Menteri Perdagangan yang kemudian pada 2011 dirotasi menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu.
Berikutnya adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Armida Alisjahbana; Menteri Kesehatan (almarhumah) Endang Rahayu Sedyaningsih yang meninggal pada 2012, dan kemudian digantikan oleh Nafsiah Mboi; serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Djalil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar