Kamis, 24 Juli 2014 , 13:10:00 WIB
Laporan: Wahyu Sabda Kuncahyo
Sungguh malang nasib Mahfud MD ketua Timses Prabowo - Hatta karena gagal memenangkan kubunya, dia dituduh sebagai penyusup yang ditaruh kubu Jokowi - JK . Selain itu dituduh juga menghilangkan barang bukti kecurangan. Berikut ini berita yang sedang hangat di jagad maya.
RMOL. Pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinyatakan kalah dalam kontestasi Pilpres 2014. Pasangan ini akhirnya menarik diri dari proses rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena melihat banyak indikasi kecurangan saat pemungutan suara pilpres 9 Juli lalu.
Dikabarkan, salah satu faktor kekalahan pasangan yang diusung poros koalisi Merah Putih tersebut lantaran adanya aksi infiltrasi dari kubu lawan yang menjadi pemenang Pilpres 2014 Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Adalah Mahfud MD selaku ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta sebagai sosok yang disusupkan untuk menjadi musuh dalam selimut. Dia disebut-sebut sebagai titipan Luhut Pandjaitan yang tak lain adalah tim pemenangan pasangan Jokowi-JK. Mahfud sendiri langsung mundur dari posisi ketua tim pemenangan tak lama setelah Prabowo-Hatta menarik diri dari proses rekapitulasi suara KPU pada 22 Juli lusa lalu.
Sebagai penyusup, langkah Mahfud disempurnakan dengan sarannya bahwa pasangan Prabowo-Hatta tidak perlu menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena akan sia-sia belaka.
Hubungan mesra Mahfud dengan Luhut terungkap lewat pesan berantai yang beredar di kalangan wartawan baru-baru ini. Keduanya sama-sama menjadi komisaris di PT. Bangun Bejana Baja, perusahaan pengelola hasil pertambangan yang berkedudukan di Jakarta.
Tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengklaim banyak barang buktinya yang sengaja dihilangkan oleh sejumlah pihak. Selain menuding mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD sebagai penyusup, mereka juga menuduh Panitia Pemilihan Kecamatan di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat berupaya menghilangkan barang bukti gugatannya ke Mahkamah Konstitusi.
Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Jakarta, Muhammad Taufik mengatakan, PPK di Jakut dan Jakpus telah membuka kotak suara dan mengambil data pemilih yang diduga ilegal.
“Padahal pemilih ilegal itu akan dijadikan bahan gugatan di MK,” kata Taufik saat dihubungi, Kamis malam (24/7).
Menurut Taufik, pembukaan kotak suara awalnya serentak terjadi di seluruh kecamatan di Jakarta Utara pada Rabu lalu. Taufik mengklaim sekelompok orang yang mengaku sebagai panitia pemilihan kecamatan mendadak mendatangi tempat penyimpanan kotak suara tanpa pemberitahuan secara resmi kepada saksi Prabowo-Hatta. Para saksi itu, kata Taufik, hanya mendapat pemberitahuan melalui pesan pendek.
Saat dikonfirmasi, Poempida Hidayatullah selaku jurubicara wakil presiden terpilih Jusuf Kalla enggan mengomentari isu tersebut lebih jauh. Menurutnya, dalam berbisnis siapapun bisa menjadi rekanan.
"Ya dalam bisnis bisa saja bermitra. Pak Luhut juga mitra Prabowo di Kiani Kertas, tapi kan biasa saja dalam politik kemudian berbeda," ujarnya, Kamis (24/7).
Politisi Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui sejauhmana hubungan Mahfud dengan Luhut di PT. Bangun Bejana Baja. Dia hanya menekankan bahwa perbedaan sikap politik merupakan hal yang wajar, termasuk juga antar sesama rekan bisnis."Saya tidak tahu persisnya. Tapi, yang jelas perbedaan dukungan politik bisa saja terjadi. Jangankan dalam partner usaha, suami istri saja bisa beda," jelas Poempida yang juga tim pemenangan Jokowi-JK.
Berikut pesan singkat berantai yang menyebut infiltrasi Mahfud MD untuk menggembosi pasangan Prabowo-Hatta dari internal. Pesan itu disebut berasal dari lingkaran Rumah Polonia, markas tim pemenangan Prabowo-Hatta;
"Ternyata Prabowo-Hatta kecolongan, Mahfud MD ternyata partnernya Luhut Pandjaitan (Timses Jokowi-JK). Mahfud & Luhut sama2 komisaris di PT. Bangun Bejana Baja (oil & gas) Gading Bukit Indah Blok M No.24 --- Mahfud MD disusupkan Luhut ke kubu Prabowo --- PT.BBB pemiliknya Irwan Marbun saat keduanya duduk bersama sbg komisaris. Bagian keuangan dari Toba sejhatera saat itu adalah Meyndrasta Hartantyo, dan CM nya M.Fauzan." [rus]
sumber : RMOL & KASKUS
Laporan: Wahyu Sabda Kuncahyo
Sungguh malang nasib Mahfud MD ketua Timses Prabowo - Hatta karena gagal memenangkan kubunya, dia dituduh sebagai penyusup yang ditaruh kubu Jokowi - JK . Selain itu dituduh juga menghilangkan barang bukti kecurangan. Berikut ini berita yang sedang hangat di jagad maya.
RMOL. Pasangan capres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinyatakan kalah dalam kontestasi Pilpres 2014. Pasangan ini akhirnya menarik diri dari proses rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena melihat banyak indikasi kecurangan saat pemungutan suara pilpres 9 Juli lalu.
Dikabarkan, salah satu faktor kekalahan pasangan yang diusung poros koalisi Merah Putih tersebut lantaran adanya aksi infiltrasi dari kubu lawan yang menjadi pemenang Pilpres 2014 Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Adalah Mahfud MD selaku ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta sebagai sosok yang disusupkan untuk menjadi musuh dalam selimut. Dia disebut-sebut sebagai titipan Luhut Pandjaitan yang tak lain adalah tim pemenangan pasangan Jokowi-JK. Mahfud sendiri langsung mundur dari posisi ketua tim pemenangan tak lama setelah Prabowo-Hatta menarik diri dari proses rekapitulasi suara KPU pada 22 Juli lusa lalu.
Sebagai penyusup, langkah Mahfud disempurnakan dengan sarannya bahwa pasangan Prabowo-Hatta tidak perlu menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK) karena akan sia-sia belaka.
Hubungan mesra Mahfud dengan Luhut terungkap lewat pesan berantai yang beredar di kalangan wartawan baru-baru ini. Keduanya sama-sama menjadi komisaris di PT. Bangun Bejana Baja, perusahaan pengelola hasil pertambangan yang berkedudukan di Jakarta.
Tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengklaim banyak barang buktinya yang sengaja dihilangkan oleh sejumlah pihak. Selain menuding mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD sebagai penyusup, mereka juga menuduh Panitia Pemilihan Kecamatan di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat berupaya menghilangkan barang bukti gugatannya ke Mahkamah Konstitusi.
Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa Jakarta, Muhammad Taufik mengatakan, PPK di Jakut dan Jakpus telah membuka kotak suara dan mengambil data pemilih yang diduga ilegal.
“Padahal pemilih ilegal itu akan dijadikan bahan gugatan di MK,” kata Taufik saat dihubungi, Kamis malam (24/7).
Menurut Taufik, pembukaan kotak suara awalnya serentak terjadi di seluruh kecamatan di Jakarta Utara pada Rabu lalu. Taufik mengklaim sekelompok orang yang mengaku sebagai panitia pemilihan kecamatan mendadak mendatangi tempat penyimpanan kotak suara tanpa pemberitahuan secara resmi kepada saksi Prabowo-Hatta. Para saksi itu, kata Taufik, hanya mendapat pemberitahuan melalui pesan pendek.
Saat dikonfirmasi, Poempida Hidayatullah selaku jurubicara wakil presiden terpilih Jusuf Kalla enggan mengomentari isu tersebut lebih jauh. Menurutnya, dalam berbisnis siapapun bisa menjadi rekanan.
"Ya dalam bisnis bisa saja bermitra. Pak Luhut juga mitra Prabowo di Kiani Kertas, tapi kan biasa saja dalam politik kemudian berbeda," ujarnya, Kamis (24/7).
Politisi Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui sejauhmana hubungan Mahfud dengan Luhut di PT. Bangun Bejana Baja. Dia hanya menekankan bahwa perbedaan sikap politik merupakan hal yang wajar, termasuk juga antar sesama rekan bisnis."Saya tidak tahu persisnya. Tapi, yang jelas perbedaan dukungan politik bisa saja terjadi. Jangankan dalam partner usaha, suami istri saja bisa beda," jelas Poempida yang juga tim pemenangan Jokowi-JK.
Berikut pesan singkat berantai yang menyebut infiltrasi Mahfud MD untuk menggembosi pasangan Prabowo-Hatta dari internal. Pesan itu disebut berasal dari lingkaran Rumah Polonia, markas tim pemenangan Prabowo-Hatta;
"Ternyata Prabowo-Hatta kecolongan, Mahfud MD ternyata partnernya Luhut Pandjaitan (Timses Jokowi-JK). Mahfud & Luhut sama2 komisaris di PT. Bangun Bejana Baja (oil & gas) Gading Bukit Indah Blok M No.24 --- Mahfud MD disusupkan Luhut ke kubu Prabowo --- PT.BBB pemiliknya Irwan Marbun saat keduanya duduk bersama sbg komisaris. Bagian keuangan dari Toba sejhatera saat itu adalah Meyndrasta Hartantyo, dan CM nya M.Fauzan." [rus]
sumber : RMOL & KASKUS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar